Pdt Lucky Rumopa, Kiat Jalani Pelayanan Bersamaan Tugas Staf Khusus Gubernur Pdt Lucky Rumopa, Kiat Jalani Pelayanan Bersamaan Tugas Staf Khusus Gubernur - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pdt Lucky Rumopa, Kiat Jalani Pelayanan Bersamaan Tugas Staf Khusus Gubernur

17 November 2018 | 00:50 WIB Last Updated 2020-01-27T16:04:57Z
Pdt Lucky Rumopa MTh

INDIMANADO.COM, SULUT - Pendeta Lucky Rumopa MTh satu diantara sosok penting di Pemerintahan Olly Dondokambey.

Figur yang dikenal dekat dengan Olly ini dipercaya menempati posisi sebagai Staf Khusus Gubernur Bidang Pembinaan Mental dan Spritual.

Ditunjuk sebagai Staf Khusus, Pendeta (Pdt) Rumopa tetap tak melepas pelayanannya sebagai seorang pendeta.

Berpegang teguh, Pdt Rumopa tetap melayani di Jemat GMIM Baitel Batusaiki, Manado.

Menjadi staf khusus gubernur dan melayani sebagai seorang pendeta, kata Pdt Lucky adalah dua hal yang berbeda. Namun, menurutnya, menjalani dua pekerjaan kita sendiri harus tahu menempatkan waktu.

"Kita harus tahu menempatkan waktu," kata pria pernah menjadi Sekjen Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia se Uni Eropa.

Ia menyakini politik dan gereja itu ada kesamaan, cuma bedanya satu sekular, dan satu rohani.

Lanjutnya, pelayanan pendeta bukan hanya di atas mimbar dan berkhotbah, selain di ruang lingkup rohani, ada juga dalam ruang sekuler.

"Termasuk menjadi staf khusus," ujar lulusan Falultss Teologi, Universitas di Kampen, Balanda ini.

Sebagai staf khusus, ia harus beperan memberi masukan agar diperoleh jalan keluar dari persoalan dihadapi gubernur.

"Setiap bulan kita buat analisa, biasanya saya pakai analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), ada kajian-kajian untuk gubernur," kata sosok kelahiran 18 Januari 1963 ini.

Sebagai staf khusus dan seorang ketua jemaat gereja, ia tentu harus pintar membagi waktu

"Tapi bagi saya pelayanan itu tetap nomor satu, kalau disuruh memilih, saya lebih memilih pelayanan," ungkapnya.

Pdt Lucky diteguhkan pendeta sejak 1995. Sempat menjadi pendeta pelayanan dan ketua jemaat.

Ia diminta Sinode GMIM melanjutkan studi di Fakultas Teologi Kampen Netherland.

Ia membuat tesis berjudul Pedomatisme Dalam Gerakan Kharismatik, kemudian dikembangkan ketika kembali ke Sulut yakni Peranan Gereja dan Politik.

"Maka itu, saya lebih mengembangkan aspek itu, apalagi gereja kita GMIM dikenal aliran calvinis," kata Pdt Rumopa.

Calvin merupakan tokoh reformasi gereja, satu-satunya staf khusus raja di Geneva. Pikiran-pikiran Calvin sampai saat ini mempengaruhi sendi-sendi perekonomian, politik, dan sosial di pemerintah Uni Eropa dan sebagian di Indonesia

10 tahun berada di Belanda, melayani jemaat, hingga akhirnya Pendeta Rumopa kembali ke Sulut.

(alfa jobel)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close