INDIMANADO.COM,
SULUT – Mengacu pada laporan Biro Ekonomi Setdaprov Sulawesi Utara (Sulut), 20
persen dari investasi didominasi oleh properti, sementara untuk pertumbuhan
ekonomi Sulut berada di level 6,1% melampaui nasional.
"Ini
berarti properti mempunyai kontribusi yang sangat signifikan dalam pertumbuhan
ekonomi di Sulawesi Utara," kata Wagub Drs Steven Kandouw saat membuka
Musyawarah Daerah IX Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Provinsi
Sulut yang digelar di GKIC Manado, Jumat (3/5/2019).
"Saya
berani katakan, Sulawesi Utara tahun ini bahkan tahun depan mempunyai masa
depan yang cerah. Menurut hemat saya prospek perumahan di Sulawesi Utara ini
terang benderang," ujar Kandouw.
Di sisi
lain, sebagai bentuk perhatian kepada pengembang, Kandouw menyebut bahwa
Gubernur Sulut, Olly Dondokambey SE totalitas dalam membangun infrastruktur.
"Pak
Gubernur berupaya untuk mendorong pembangunan infrastruktur jalan. Bahkan
berupaya menaikkan status jalan, yang tadinya hanya jalan kampung menjadi jalan
provinsi. Tujuannya, agar jalan tersebut dapat ditangani oleh provinsi,” tandasnya.
Di sisi
lain, Kandouw menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
dan penciptaan lapangan pekerjaan yang berdampak pada pengurangan kemiskinan,
yakni ekspor, government expenditur dan investasi.
"Ekspor
di Sulawesi Utara diwarnai dengan anjloknya harga komoditas produk kelapa. Di mana selama sejarah, baru
sekarang paling rendah. Tidak diketahui kenapa. Demikian juga dengan perikanan,
karena moratorium, Sulawesi Utara yang masuk dalam 12 industri perikanan besar
di Indonesia di mana tujuh diantaranya ada di Bitung, ekspornya juga jauh
panggang dari api. Tetapi dengan pertumbuhan properti, hal ini telah
mendongkrak pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Sulawesi
Utara dari aspek penduduk, ungkap Kandouw hanya dihuni 2,6 juta penduduk.
Tetapi daerah ini merupakan wilayah hinterland, yang menghubungkan Provinsi
Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua Barat bahkan
Kalimantan Timur.
"Makanya
tidak heran jika orang orang berduit, baik dari kalangan pemerintah maupun
swasta di daerah-daerah itu, selalu berpikir untuk punya second home di Manado.
Boleh dicek bagaimana perumahan-perumahan kita 30% dibeli oleh saudara-saudara
kita dari hinterland," kata Kandouw.
Kandouw juga
berharap, REI dapat menjawab kebutuhan perumahan kalangan Aparatur Sipil Negara
(ASN), mengingat dari 16 ribu ASN ada 5.000-an belum memiliki rumah.
Sementara
itu, Sekjen DPP REI Paulus Totok Lusida, berharap musda dapat berjalan lancar
dan dapat memilih pengurus yang amanah.
"Selamat
terima kasih kepada Bapak Rudy Kululu beserta jajaran yang telah mengabdi
secara ikhlas selama 3 tahun dan selamat kepada ketua dan pengurus yang
terpilih nanti untuk mengabdi di Sulawesi Utara 3 tahun ke depan. Kiranya tetap
menjaga kesatuan dan kekompakan," tukasnya.
Menjelang
Munas di bulan November 2019 mendatang, Totok berharap REI tetap dapat
membingkai kebersamaan dan kekeluargaan dalam persatuan.
"Itu yang kita harapkan untuk lebih
berfungsi kepada anggota, agar program-program yang kita siapkan dapat kita
kerjakan. Khususnya untuk MBR dan rumah menengah atas, diharapkan itu bukan
untuk pribadi pengurus, bukan untuk pribadi ketua, maupun DPD," ujarnya.
Terkait
dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan yang akan menetapkan harga
unit rumah MBR dengan harga baru, Totok meminta pengusaha bersabar. "Mohon
bersabar, regulasinya sudah diteken. Sebentar lagi pasti keluar," katanya
sembari merinci harga baru tersebut dipatok sebesar Rp145-147 juta dari harga
sebelumnya sebesar Rp136 juta.
Sebelumnya,
Ketua Panitia Penyelenggara, Benigno M Polii, mengatakan pembangunan perumahan
dan permukiman yang dikerjakan REI adalah untuk kesejahteraan rakyat di Sulut.
"Diharapkan
kehadiran REI sebagai wadah berkumpulnya para pengembang khususnya di bidang
pembangunan perumahan baik rumah komersil maupun rumah subsidi dapat memberikan
sumbangsih yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,"
katanya.
Pertumbuhan
ekonomi di Sulawesi Utara, sebutnya telah direalisasikan melalui pembangunan
ribuan unit rumah baru. Setiap tahun secara langsung berkontribusi bagi
penyediaan ratusan bahkan ribuan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan daya beli masyarakat.
"Selain
itu REI memiliki peran sentral dalam penyediaan rumah yang layak huni serta
berwawasan lingkungan," tukasnya sambil menambahkan
Diketahui
tahun ini REI diikuti 112 perusahaan anggota yang terdaftar di DPD, sebanyak 102 anggota diantaranya adalah
peserta yang memiliki hak suara.
Selanjutnya,
Ketua DPD REI Sulut masa bakti 2016-2019, Rudy S Kululu, mengatakan REI
mengalami pertumbuhan signifikan, menyusul terbuka infrastruktur.
"Jumlah
keanggotaan REI dari 80 anggota sekarang menjadi 130 anggota. Ini membuktikan
banyak pengembang yang bertambah yangbergerak di bidang developer. Sebab
pemerintah hadir mendukung program Jokowi lewat Pak Gubernur Olly
dondokambey," ujarnya.
Dalam
operasionalnya yang didukung pembangunan infrastruktur, ungkap Kululu, secara
langsung REI mendapatkan banyak profit.
Hadir pada
kesempatan ini, Kapolda Sulut, Sulawesi Utara ( Sulut) Irjen (Pol) Remigius
Sigit Tri Hardjanto, CEO PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Wilayah Manado
Haris A Handoko, Perbankan dan Pengusaha Real Estate.
(*/alfa
jobel)