INDIMANADO.COM,
RATAHAN - Warga Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) bakal mendapat hadiah special.
Hadiah spesial itu datangnya dari dua Yayasa GMIM yakni Yayasan ASR Wenas yang
dipimpin Prof Dr Mezak Ratag dan Yayasa YPTK pimpinan Pdt Dr Richard Siwu. Difasilitasi
Bupati James Sumendap, dua tokoh bertekat kembali menyatukan Universitas Kriten
Tomohon (UKIT) setelah 13 tahun berseteru.
"Saya
mendapat mandat merealisasi penyatuan Universitas Kristen Indonesia Tomohon,
oleh dewan penasehat GMIM Olly Dondokambey dan Ketua BPMS GMIM Pdt Hein Arina.
Kehadiran kedua pimpinan dibawah naungan GMIM yakni Rektor UKIT Yayasan GMIM
AZR Wenas Prof DR Mezak Ratag dan Rektor UKIT Yayasan YPTK Pdt DR Richard Siwu,
diharap akan menyelesaikan permasalahan managemen yang sudah berlangsung selama
13 tahun ini. Saudara menjadi saksi sejarah. Hari ini ada kuasa Roh Kudus kita
akan putuskan UKIT menjadi satu," kata Bupati Minahasa Tenggara James
Sumendap dihadapan ribuan warga GMIM saat menghadiri hari ulang tahun Pekabaran
Injil dan Pendidikan Kristen ke-188 di Lapangan Tombatu.
Merasa terpanggil
menyatukan UKIT, Bupati JS sapaan akrab alumni UKIT ini juga mengaku prihatin
dengan status pendidikan anak-anak UKIT.
"13
tahun UKIT bermasalah, ada banyak status pendidikan adik-adik dan bahkan
pendeta dalam persoalan kejelasan. Maka demi kewibawaan dan kejayaan Gereja
Masehi Injili di Minahasa, UKIT harus bersatu agar semua permasalahan diselesaikan.
Kalau ada orang-orang farisi yang coba menghalangi akan niat baik ini, mereka
akan berhadapan dengan James Sumendap," tegasnya, yang dibalas sorak para
peserta.
Baca juga: Difasilitasi Sumendap, Prof Ratag dan Pdt Siwu Ingin Wujudkan UKIT Bersatu
Baca juga: Difasilitasi Sumendap, Prof Ratag dan Pdt Siwu Ingin Wujudkan UKIT Bersatu
" Jadi
Hari Ulang Tahun GMIM nanti Permasalahan UKIT ini sudah rampung dan sudah
menjadi satu," pungkas Sumendap.
Terpisah
Prof Dr Mezak Ratag dan Pdt Dr Richard Siwu mengatakan kedua belah pihak sudah sepakat
penyatuan UKIT.
" Ada
Keinginan untuk satu, dan itu sudah berlangsung beberapa bulan dan kita sementara
satukan pangkalan datanya. Nantinya ketika itu disatukan maka tidak ada YPTK maupun
AZR Wenas.”
“Tidak ada mahasiswa
yang dikorbankan maupun Donsen yang dikorbankan, kembali ke Visi Misi
Pendidikannya GMIM. Dan kita sudah minta ijin kementerian untuk penyatuan
datanya. Harapannya kedepan kita akan jalan bersama-sama" kata Prof Ratag.
Menurut
Ratag, yang menjadi keterlambatan adalah penyatuan pangkalan data dikarenakan
sempat terpisah selama 13 tahun.
" Ijin
dari kementerian sudah ada, bahkanpun dari pihak kementerian memerintahkan
untuk segera menindak lanjuti, namun perlu waktu karena menyatukan data
sebanyak 1700 yang sudah 13 tahun. Diperkirakan ada 24 Semester yang kita
verifikasi dan ini memerlukan waktu yang cukup lama, namun kita optimis akan
rampung. Sebenarnya penyatuan UKIT sudah mulai, namun yang pertama kita satukan
adalah Dosen dan mahasiswanya dan baru saat ini kita ke masalah penyatuan
UKITnya," terang Ratag yang diiyakan Prof Siwu.
Mantan Dosen
UKIT, Maria Assa mengaku senang dengan kabar baik ini. " UKIT hanya satu
dan GMIM hanya satu, sudah cukup lama rasa sakit ini kita rasakan. Jadi saya
senang ada kegerakan hati dan terobosan dari Alumni angkatan ke V UKIT yakni
pak James Sumendap untuk penyatuan AZR Wenas dan YPTK," ungkapnya.
(Bill)