Oknum Polisi di Perusahaan Tambang Emas Ratatotok Diduga Bertindak Brutal Oknum Polisi di Perusahaan Tambang Emas Ratatotok Diduga Bertindak Brutal - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Oknum Polisi di Perusahaan Tambang Emas Ratatotok Diduga Bertindak Brutal

10 November 2019 | 21:58 WIB Last Updated 2020-01-26T19:35:03Z
Foto aktifitas penambangan emas/istimewa

INDIMANADO.COM, RATAHAN - Oknum Polisi di perusahaan tambang emas Alason, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, diduga bertindak brutal kepada penambang rakyat yang merupakan warga Desa Morea, Ratatotok.

Anehnya, perusahaan tambang emas tersebut diduga berstatus illegal alias Penambang Emas Tampa Izin (PETI) namun pengamanan sudah memakai tenaga aparat kepolisian.

Perlakuan oknum Polisi ini terungkap ketika korban berinisial JK, menyampaikan kejadian ini kepada wartawan.

Dia mengaku dipukul aparat kepolisian saat dirinya hendak mengambil bongkahan galian sisa dari alat berat perusahaan.

"Saya ditampar oleh Oknum Polisi disitu. Dia ditugaskan berjaga disitu," ujar JK.

Meski JK dan oknum Polisi sudah berdamai, informasi pemukulan terhadap JK terlajur menyebar ke masyarakat setempat. Akibatnya, sebagian besar masyarakat sempat melakukan aksi protes dengan mendatangi aparat di lokasi pertambangan. Sialnya, aksi protes diterima dengan perlakuan anarkis oknum aparat.

Salah satu warga berinisial RM ikut menjadi korban tindakan anarkis aparat. RM dipukul dengan gagang senjata.

"Torang waktu itu ba bale dan ingin meminta pertanggungjawaban. Tapi justru kami mendapat perlakuan anarkis. Saya kaget dipukul dengan gagang senjata," ujar RM yang mengaku aksi pemukulan terjadi pada Rabu (6/11-2019) pekan ini.

Karena oknum pelaku adalah Polisi, warga takut untuk melapor. Warga melilih menyampaikan kejadian tersebut kepada wartawan.

Kapolres Mitra AKBP Robby Rahardian saat dikonfirmasi, mengaku belum mendengar informasi tersebut. Dia meminta korban untuk melapor jika mengalami hal tersebut.

"Harusnya korban melapor, dan saya mengatahui. Ini korban tidak melapor," ujar Rahardian via WhatsApp.

(Bill)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close