INDIMANADO.COM,
SULUT - Financial Technology (Fintech) ternyata semakin digemari oleh
masyarakat Sulut. Bahkan penyalurannya sudah mencapai Rp. 332 miliar, dari
total 41 triliun se-Indonesia. Pada acara "Workshop Kerjasama Bank dan
Fintech di era Digitalisasi Ekonomi" yang dilaksanakan di Hotel Four Points
Manado, Jumat 2 Agustus 2019, Bank SulutGo sebagai bank daerah menggandeng lima
perusahaan fintech untuk memudahkan pelayanan pada masyarakat.
"Fintech
Investree, Adakami, Fintag, Akseleran dan Pintek melakukan MOU dengan Bank
SulutGo, sehingga mampu menjangkau pembiayaan sampai pada pelaku usaha
mikro," kata Direktur Operasional Bank SulutGo, Welan Palilingan.
Welan pun
berharap kerjasama tersebut bisa memberikan manfaat yang baik kedepannya,
mengingat ada beberapa segmentasi nasabah yang belum bisa dibiayai bank daerah
terutama UKM.
"Diharapkan
bisa dibiayakan dengan perusahaan fintech ini. Tentu akan kami koordinasikan
dengan OJK sebagai lembaga pengawas. Ini adalah suatu langkah yang terbaik dari
kami untuk masyarakat," harapnya.
Ditempat
yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Bank Otoritas Jasa Keuangan Heru
Kristiyana menekankan saat ini BPD harus memulai kolaborasi. "Tidak ada
lagi kompetisi dan persaingan, ini harus dipegang betul" tandasnya.
Dia pun
menyarankan, kerjasama seperti ini kedepannya harus bisa dilakukan bukan hanya
di channeling saja. "Banyak yang bisa diupayakan, misalnya teknologi,
pokoknya dalam prosesnya, bisa juga dalam skoringnya," singkatnya.
Terpisah
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi
mengatakan, dalam acara Festival Fintech 2019 tersebut, sejumlah perusahaan
fintech lending anggota AFPI melakukan penandatanganan nota kesepahaman
(Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah perusahaan.
Diantaranya
Investree, Adakami, Fintag dengan Bank Sulutgo. Kemudian Fintag, KTA Kilat
dengan Bank NTT, Amartha dengan Bank Jateng, Gandengtangan dengan Bank
Sulselbar, Crowde dengan Bank BJB dan Pintek dengan Bank DKI.
“Dengan
semakin banyak anggota AFPI yang melakukan kerja sama dengan bank daerah,
diharapkan mempercepat akses pembiayaan bagi masyarakat di seluruh daerah di
Tanah Air," jelasnya.
Melalui
fintech lending, diharapkan pendanaan usaha makin menjangkau masyarakat bawah
khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah/UMKM) dengan lebih cepat dan mudah,”
ucap Adrian.
Berdasarkan
data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 25 Juni 2019, tercatat 113 penyelenggara
fintech P2P lending yang terdaftar di OJK.
Hingga Mei
2019, penyaluran pinjaman secara nasional tercatat Rp 41,03 triliun atau
meningkat 81,06 persen dibanding tahun lalu, dengan penyaluran di Sulawesi
Utara sebesar Rp332,49 miliar atau 0,81 persen dari total nasional.
Rekening
lender tercatat 480.262 entitas atau naik 131,44 persen dibanding tahun lalu
dengan Sulawesi Utara 2.241 entitas. Adapun rekening borrower tercatat
3.750.425 entitas, meningkat 100,72 persen dari tahun lalu dengan Sulawesi
Utara tercatat 124.612 entitas.
(*/tim)