Turun Lapangan, Komisi III DPRD Manado Dapatkan Sejumlah Temuan Turun Lapangan, Komisi III DPRD Manado Dapatkan Sejumlah Temuan - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Turun Lapangan, Komisi III DPRD Manado Dapatkan Sejumlah Temuan

28 November 2019 | 19:00 WIB Last Updated 2019-11-28T11:00:32Z

INDIMANADO.COM, MANADO - Komisi III DPRD Manado melaksanakan agenda turun lapangan (turlap) untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat. Hasilnya, sejumlah temuan diperoleh dari agenda tersebut.

Turlap dipimpin langsung Ketua Komisi III, Ronny Makawata bersama anggotanya Royke Anter, Lucky Datau, Mona Kloer dan Jurani Rurubua. 2 lokasi yang dikunjungi adalah Jalan Lengkong Wuaya, Liwas, Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua dan Kampung Kodo Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang.

“Di jalan Lengkong Wuaya (Liwas) kami mendapat informasi sungai ditutup oleh salah satu proyek dan tanggulnya yang membahayakan warga,” ujar Makawata.

Setelah melakukan pengecekan, memang ditemukan ada sungai yang aliran airnya ditutup. Begitu juga dengan tanggul-tanggul yang dibuat tanpa memakai tiang-tiang penahan besi, padahal ketinggian tanggul sudah melebihi 5-6 meter sehingga sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar.

“Pengelola proyek juga bahkan tidak bisa membuktikan izin pembangunan tanggul itu yang berada pada aliran resapan air,” kata Makawata.

Komisi III, lanjut Makawata, akan berencana mengundang pihak-pihak terkait seperti PTSP terkait ijin, kemudian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang katanya memberikan rekomendasi pembuatan tanggul karena telah melalui kajian.

“Pemilik lahan juga akan kita undang untuk koordinasi mengenai pembangunan itu sudah memiliki ijin atau tidak,” tegas legislator PDI Perjuangan dapil Singkil-Mapanget itu.

“Tapi sangat bersyukur kalau memang itu sudah ada izin, karena juga akan menghilangkan dampak banjir ketika ada hujan di beberapa titik di daerah jalan Lengkong Wuaya,” tambahnya.

Berbeda dengan kunjungan ke Lawangirung, Makawata menemukan ada proyek pembuatan got yang tidak dilengkapi papan proyek dan terkesan asal-asalan, tanpa melewati proses normalisasi meskipun telah dilakukan proses pengecoran plat deker.

“Kalian bisa lihat sendiri, harusnya normalisasi dulu baru cor plat dekernya. Sudah dicor tapi di dalamnya itu penuh dengan sampah. Kalau hujan terus kan percuma bikinnya karena pada akhirnya juga di sekitaran situ tetap banjir karena gotnya tersumbat dengan sampah,” tukas Makawata lagi.

Secara terpisah, anggota Komisi III Jurani Rurubua, meminta kerjasama masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Menurutnya, percuma saja drainase yang bagus tapi salurannya dipenuhi sampah.

“Kalau drainasenya bersih, saat musim penghujan salurannya pasti lancar-lancar saja. Tapi kalau dipenuhi sampah tentu akan menyumbat dan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir,” ungkap legislator Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

(Asrar)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close