Bela Perusahaan Tambang Ilegal, Oknum Aparat Todong Warga Pakai Senjata Api Bela Perusahaan Tambang Ilegal, Oknum Aparat Todong Warga Pakai Senjata Api - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bela Perusahaan Tambang Ilegal, Oknum Aparat Todong Warga Pakai Senjata Api

26 February 2020 | 11:08 WIB Last Updated 2020-02-28T03:09:47Z
Selongsong peluruh diduga milik aparat yang digunakan saat mengusir para penambang tradisional.

INDIMANADO.COM, RATAHAN -
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Mitra mengutuk keras tindakan agresif yang dilakukan sejumlah oknum aparat kepolisian. Pasalnya, pada Selasa (25/02) malam, sekira pukul 23.00 Wita, sejumlah masyarakat yang notabene sebagai pekerja tambang tradisional diusir aparat saat mereka (penambang tradisional, red) mengambil sisah-sisah bongkahan dari alat berat (Exsafator) milik perusahaan tambang ilegal di wilayah Batu Gelas Kecamatan Ratatotok.

Hal ini diungkapkan Ketua LSM GEMA Mitra, Vidi Ngantung. Dia menyebutkan tindakan aparat itu sudah diluar kewajaran. Bagaimana tidak, masyarakat ditodong dengan sejata api, bahkan beberapa kali oknum aparat mengeluarkan tembakan berulang-ulang kali di wilayah itu.

"Saya minta Kapolda baru segera untuk menindak oknum-onkum aparat yang berada di pertambang emas tanpa izin itu. Tidakan oknum aparat ini sudah sangat mencedrai lembaga yang menjadi pengayom masyarakat ini," tegas Ngantung, Rabu (26/02/2020) malam.

Menurutnya, perusahaan tambang ilegal di wilayah Ratatotok, harusnya ditindaki oleh pihak penegak hukum ini.

"Kan jelas, namanya juga PETI, berarti kegiatan pertambangan itu ilegal dan melanggar undang-undang. Seharusnya aparat penegak hukum ini menindak pelaku atau oknum yang beraktifitas di daerah pertambangan ilegal itu, bukan sebaliknya. Ini aparat mengayomi mereka yang melanggar aturan, ini ada apa dengan mereka (penegak hukum, red)?" kata Ngantung mempertanyakan status oknum aparat yang berjaga di wilayah pertambangan ilegal tersebut.

Dia pun kembali mendesak Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) yang baru, Irjen Royke Lumowa, untuk turun langsung sebelum terjadi kesenjangan antara masyarakat penambang tradisional dan aparat yang berada diwilayah tersebut.

"Apa lagi Pak Kapolda baru ini adalah putra terbaik Sulut, tentu sebagai masyarakat Sulut khususnya di Mitra, kami sangat mengharapak kehadiran Pak Kapolda untuk menyelesaikan persoalan PETI ini. Sekaligus kami meminta Pak Kapolda untuk mengevaluasi kinerja dari jajarannya, sebab ini menjatuhkan martabat Polri yang dilakukan oleh sekelompok oknum aparat ini," pintanya.

Selain itu, diungkapkan Ngantung, terkait PETI ini sudah di instruksi Wakil Presiden Indonesia untuk segerah ditertibakan.

"Pak Wakil Presiden, pekan lalu sudah mengintruksikan yang namanya PETI itu segera ditertibkan. Untuk itu kami juga meminta Pak Kapolda untuk segera menertibkan tambang ilegal yang menggunakan alat berat yang ada di seluruh wilayah Ratatotok ini," kuncinya.

Peristiwa ini dibenarkan Max Sumendap warga Desa Moreah yang juga salah satu dari para penambang tradisional. Dia mengaku kejadian seperti ini bukan baru pertama kali, tapi sudah beberapa kali dilakukan oknum polisi yang berjaga di sejumlah PETI di Ratatotok.

"Bukan baru kali ini, tapi sudah banyak kali dilakukan oleh brimob (Polisi, red) kepada kami penambang," ujar Sumendap.

(Bill)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close