Bicarakan Museum Holocaust, Pertemuan Kandouw dengan Dubes Jerman Buka Peluang Kerjasama Baru Bicarakan Museum Holocaust, Pertemuan Kandouw dengan Dubes Jerman Buka Peluang Kerjasama Baru - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Bicarakan Museum Holocaust, Pertemuan Kandouw dengan Dubes Jerman Buka Peluang Kerjasama Baru

28 January 2022 | 22:51 WIB Last Updated 2022-01-28T14:54:16Z
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel saat bertemu Wakil Gubernur Sulut, Drs Steven OE Kandouw, Jumat (28/1/2022). Foto istimewa


MANADO, (indimanado.com) –Peluang kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dengan Pemerintah Jerman terbuka lebar. Ini setelah pertemuan Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel dan Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw di ruang kerjanya Kantor Gubernur Sulut, Jumat (28/1/2022).

Ada banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Baik dibangunnya Museum Holocaust di Tandano yang menjadi pertama di Asia Tenggara, dan penjajakan kerja sama baru Sulut-Jerman.

“Apresiasi yang tinggi atas dibangunnya gedung museum pertama di Asia Tenggara di Tondano Minahasa. Ini menjadi catatan sejarah. Karena bukan hanya se Indonesia, tapi se Asia Tenggara. Salut dan saya memberikan apresiasi yang tinggi,” kata Wagub Kandouw usai pertemuan.

Ia menyebut dalam dialog bersama Dubes Jerman turut membahas kerukunan dan perdagangan.

“Dubes Jerman sudah melihat langsung kerukunan di Sulawesi Utara. Ia tertarik dan respect terhadap kerukunan di Sulut,” terangnya.

Ia berharap, kedepannya pemerintah daerah Provinsi Sulut bisa menjalin kerjasama dengan Negara Jerman, baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun teknologi.


“Dubes Jerman menyatakan akan melakukan kerja sama investasi di Sulut,” jelas mantan Ketua DPRD Sulut ini.

Diketahui, Duta Besar Jerman, Ina Lapel dalam kunjungan ke Sulut menghadiri peresmian Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa.

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berpidato di pembukaan Museum Holocaust. Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini,” kata Lapel melalui Twitter.

Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional. Lapel menegaskan bahwa Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut.

Ia juga menegaskan bahwa Jerman akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-Semitisme, dan semua bentuk intoleransi.

Lapel kemudian mengingatkan publik harus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust.

“Jika tidak, kita berisiko mengulanginya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme,” pungkasnya. (alfa jobel)

Holocaust adalah persekusi dan pembantaian terhadap enam juta orang Yahudi oleh rezim Nazi dan kolaboratornya secara sistematis, birokratis dan disponsori negara. Nazi naik ke tampuk kekuasaan di Jerman pada Januari 1933. Mereka meyakini Jerman sebagai "ras unggul." Mereka mengklaim Yahudi sebagai ras "inferior" dan ancaman bagi apa yang dinamakan masyarakat rasial Jerman. Sumber: Ensiklopedia
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close