Tak Ada Pungli di SD GMIM Molola, Kepsek Meike Kohdong Sebut Murni Keputusan Ortu Siswa Tak Ada Pungli di SD GMIM Molola, Kepsek Meike Kohdong Sebut Murni Keputusan Ortu Siswa - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tak Ada Pungli di SD GMIM Molola, Kepsek Meike Kohdong Sebut Murni Keputusan Ortu Siswa

8 May 2025 | 18:53 WIB Last Updated 2025-05-08T10:53:28Z
Kepala SD GMIM Malola, Meike Kohdong SPd. (Foto istimewa)
Kepala SD GMIM Malola, Meike Kohdong SPd. (Foto istimewa)

AMURANG, Indimanado.com - Isu adanya dugaan pungutan liar (pungli) di SD GMIM Malola seperti yang beredar di media sosial (medsos) belakangan ini langsung dibantah dengan tegas oleh Kepala Sekolah (Kepsek), Meike Kohdong SPd.

Kepada media ini, Kohdong menyebutkan kabar miring yang beredar tersebut tidaklah benar. Menurutnya ada oknum tak bertanggungjawab yang sengaja menyebarkan informasi tak benar dan ingin mendiskreditkan dirinya.

"Di SD GMIM Malola tidak ada praktik pungli. Ada orang yang sengaja ingin menjatuhkan nama baik saya dan reputasi sekolah," tegas Kohdong Kamis (8/5/2025).

Soal dugaan pungli di SD GMIM Malola yang disebutkan salah satu media online dimana pihak sekolah memintakan uang sebesar Rp250.000 persiswa khusus kelas VI dalam rapat orangtua murid beberapa waktu lalu adalah keliru.

"Memang ada rapat orangtua murid dengan wali kelas pada beberapa waktu lalu dan saya sebagai kepsek tidak berada dalam rapat itu karena ada kepentingan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.

Secara terpisah, wali kelas VI Welsye Rindorindo mengatakan, dalam rapat tersebut membahas mengenai les tambahan, pas foto siswa dan kegiatan praktek siswa.

"Dalam rapat tersebut seluruh orangtua yang hadir memutuskan untuk memberikan sejumlah uang untuk kebutuhan les tambahan, untuk pas foto dan kegiatan praktek karena tidak ingin sibuk," kata Rindorindo.

"Bahkan ada orangtua murid yang mengusulkan memberikan uang dengan jumlah Rp250.000 persiswa. Jadi dalam hal ini pihak sekolah tidak melakukan pungli seperti yang diberitakan," tambahnya.

Sementara itu, Kepsek Meike Kohdong mengatakan, ada salah satu orangtua murid yang mengaku salah memberikan informasi kepada salah satu media online. Namun orangtua tersebut sudah datang ke sekolah dan meminta maaf.

"Memang ada salah satu orangtua siswa yang mengaku salah memberikan informasi kepada salah satu media online. Padahal mirisnya dalam rapat tersebut orangtua itu yang paling vokal dan ngotot memutuskan untuk memberikan uang berjumlah Rp250.000 persiswa. Namun orangtua tersebut sudah datang ke sekolah dan mengakui kesalahannya sambil terisak tangis," ketusnya.

Menanggapi kabar ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Minahasa Selatan, Arthur Tumipa mengatakan sekolah dilarang melakukan pungli. Namun ada perbedaan aturan antara sekolah negeri dan sekolah swasta.

"Pada dasarnya sekolah tidak diijinkan melakukan pungli. Apalagi sekolah negeri sangat dilarang. Namun berbeda untuk sekolah swasta. Ada aturan-aturan yang tidak bisa kami intervensi termasuk kebijakan sekolah soal anggaran," tukasnya. (Wesly)
Ads
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close