Angka Kemiskinan Sulut Turun, Jadi Daerah Terenda Penduduk Miskin di Sulawesi Angka Kemiskinan Sulut Turun, Jadi Daerah Terenda Penduduk Miskin di Sulawesi - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Angka Kemiskinan Sulut Turun, Jadi Daerah Terenda Penduduk Miskin di Sulawesi

3 August 2017 | 10:54 WIB Last Updated 2020-01-27T16:07:32Z

indimanado.com, SULUT - Program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) dalam rangka pengentasan kemiskinan per lahan namun pasti mulai menunjukkan bukti kesuksesan.

Meskipun baru setahun, kepemimpinan OD-SK "Olly Dondokambey-Steven Kandouw"  ternyata penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, pada Maret 2017 berjumlah 198.880 jiwa, turun sebesar 1.470 jiwa jika dibandingkan September 2016.

"Penurunan itu terjadi kemungkinan disebabkan adanya kenaikan pendapatan rumah tangga miskin yang lebih tinggi dari garis kemiskinan," tutur Kepala Biro SDA dan Perekonomian Setdaprov Sulut, Frangky Manumpil, Rabu (02/07/2017) kemarin.

Hebatnya lagi, angka kemiskinan di Sulut menurun, sekaligus menjadikan Bumi Nyiur Melambai sebagai provinsi paling rendah jumlah kemiskinannya di Pulau Sulawesi.

"Sulut menjadi satu-satunya provinsi di Sulawesi yang mengalami penurunan penduduk miskin pada periode Maret 2017. Penurunan itu juga dibandingkan penurunan penduduk miskin secara nasional yang tercatat turun -0,06 persen dari 10,70 persen menjadi 10,64 persen,” bebernya.

Penduduk miskin di Sulut mengalami penurunan dikarenakan terobosan yang dibuat OD-SK.

"Gebrakan yang luar biasa di bidang pariwisata menghasilkan multiplier effect seperti menghadirkan penerbangan langsung dari Cina terkait sektor transportasi dan perhubungan. Juga dampaknya sangat besar, yang mana bergerak pada industri jasa, perhotelan, rumah makan," papar Manumpil.

Lanjut Manumpil menjelaskan kesenjangan juga terlihat selain penurunan angka kemiskinan 1,21 persen, terlihat pula peningkatan presentasi warga kelas menengah 0,02 persen dan kelas atas 1,19 persen.

"Semuanya selang waktu September 2016 dan Maret 2017," kata Doktor lulusan Australia ini.(*/indi)

Ads Ads Ads
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close