Mari Bersama Bebaskan Sulut Dari Campak dan Rubella Mari Bersama Bebaskan Sulut Dari Campak dan Rubella - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mari Bersama Bebaskan Sulut Dari Campak dan Rubella

21 July 2018 | 15:16 WIB Last Updated 2020-01-27T16:05:32Z

INDIMANADO.COM, SULUT - Lembaga internasional United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mulai mengkampanyekan Imunisasi Campak dan Rubella di Bumi Nyiur Melambai Provinsi Sulut.

Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyakit Campak dan Rumbella di Bumi Nyiur Melambai.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, Dr Debie K R Kalalo MSc PH melalui Plh Kadis dr Rima Lolong MKes mengatakan
Sulul menjadi salah satu daerah yang tahun 2018 sasaran pelaksanaan kampanye Imunisasi Campak dan Rubella bersama 7 provinsi lainnya, setelah tahun sebelumnya dilaksanakan di pulau Jawa.

Karena itu dia meminta tekad, peran dari organisasi profesi, tokoh agama, media untuk mensosialisasikan program ini, sehingga program 'Imunisasi Campak dan Rubella' yang akan dilaksanakan bulan Agustus sampai September bisa berhasil.

"Kita optimis Sulawesi Utara 100 persen," kata dr Rima Lolong saat Temu Media, Kampanye Nasional Imunisasi Campak dan Rubella Provinsi Sulut tahun 2018.


Dr Halik Malik MKM, konsultan UNICEF mengatakan, kampanye dan pelaksanaan Imunisasi Campak dan Rubella menyasar 70 juta anak Indonesia. Hal ini dilakukan UNICEF dengan tujuan agar anak Indonesia sehat dan menjadi generasi yang cerdas, produktif yang diharapkan bangsa ini.

Untuk Provinsi Sulut UNICEF dan Dinas Kesehatan Provinsi akan menyasar 591.775 anak di 15 kabupaten dan kota. Untuk itu, perlu komitmen bersama dan dukungan dari elemen masyarakat.

Bentuk dukungan ini pula ditandai dengan penandatanganan bersama, antara lain UNICEF, Dinas Kesehatan Sulut, IDI (Ikaatan Dokter Indonesia) Sulut, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sulut, Sinode GMIM, Komda KIPI Sulut, PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Sulut, FKUB Sulut dan JIPS (Jurnalis Independen Pemprov Sulut).


Sementara Pakar Imunisasi Campak dan Rubella, dr Hesty Lestari SPA dari Komda KIPI Sulut menjelaskan risiko dan dampak negatif jika balita dan anak-anak tidak diberikan Imunisasi Campak dan Rubella.

“Tahun 2000 kematian anak-anak di dunia akibat campak berjumlah 562.000. Indonesia berada di peringkat ke-6 angka kematian paling tinggi,” ujar dr Hesty Lestari.

Penyebaran virus ini melalui percikan ludah dan batuk yang disertai tanda tanda seperti demam, bercak kemerahan, batuk, pilek.

Untuk pencegahan penyakit Campak dan Rubella dapat dilakukan melalui imunisasi pada anak-anak untuk secara specifik meningkatkan daya tahan tubuh.

"Kapan imunisasi itu diberikan? Kalau untuk imunisasi Campak, di usia 9 bulan. Jangan lupa lanjutannya, 9 bulan suntik harus dilanjutkan karena daya tahan tubuh tidak selamanya tinggi. Jadi harus diberikan lagi di usia 18 bulan 1 kali dan pada anak usia sekolah, kelas 1," jelas dr Hesty Lestari.

"Selain imunisasi dasar lanjutan, saat ini kita akan melakukan tambahan untuk memperkuat imunitas yang sudah ada, dilakukan yang namanya kampanye Measless Rubella (MR). Itulah yang akan dilakukan pada bulan Agustus sampai September tahun 2018," katanya.

Sementara anak yang akan mendapatkan Imunisasi Rubella atau Measless Rubella adalah "anak yang berusia 9 bulan sampai belum berusia 15 tahun." Kata dr Hesty Lestari.


Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemprov Sulut Christian Iroth yang hadir sebagai pemateri pada kesempatan meminta kepada awak media untuk ikut mengkampanyekan Imunisasi Campak dan Rubella kepada masyarakat Sulut.

"Mari bersama-sama kita kampanyekan Imunisasi Campak dan Rubella agar daerah yang kita cintai ini, Sulawesi Utara terbebas dari penyakit Campak dan Rubella," ajak Iroth.

(alfa jobel)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close