Olly Dondokambey Serahkan Remisi ke 587 Napi di Lapas Manado Olly Dondokambey Serahkan Remisi ke 587 Napi di Lapas Manado - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Olly Dondokambey Serahkan Remisi ke 587 Napi di Lapas Manado

17 August 2018 | 11:49 WIB Last Updated 2020-01-27T16:05:13Z

INDIMANADO.COM, SULUT - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey SE pimpin upacara pemberian remisi HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Manado, Jumat (17/8/2018) pagi.

Di kesempatan tersebut pula secara simbolis, Gubernur Olly Dondokambey menyerahkan SK pemberian remisi kepada 3 perwakilan warga binaan Lapas.

Terdapat 587 narapidana di Lapas Manado yang mendapatkan remisi umum HUT RI ke-73. Dari jumlah tersebut 5 diantaranya dinyatakan bebas.

Dalam arahannya, Gubernur Olly Dondokambey yang membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Gelora semangat untuk mengisi kemerdekaan harus diisi segenap lapisan masyarakat, tak terkecuali bagi para warga binaan pemasyarakatan.

"Meskipun secara hukum mereka dirampas kemerdekaannya, namun itu hanyalah kemerdekaan fisik semata karena sesungguhnya mereka tetap memiliki kemerdekaan untuk terus berkarya," ujar Olly Dondokambey.

Lanjut Olly, hal itu dibuktikan dengan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para narapidana, diantaranya adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Pasukan Merah Putih Narapidana di Lapas-Lapas di Seluruh Indonesia.


Mereka melakukan pembangunan fasilitas umum di sekitar mereka sebagai bentuk rekonsiliasi dan permintaan maaf mereka atas disharmonisasi yang telah terjadi antara mereka dengan masyarakat.

Terkait pemberian remisi kepada warga binaan lapas, Olly Dondokambey menegaskan bahwa remisi merupakan salah satu sarana hukum yang penting dalam mewujudkan tujuan sistem pemasyarakatan karena telah diatur secara legal formal dalam pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

"Remisi diberikan sebagai wujud apresiasi pencapaian perbaikan diri yang tercermin dari sikap dan perilaku sehari-hari. Perbaikan itu tercermin dari sikap warga binaan yang taat selama menjalani pidana, lebih disiplin, lebih produktif, dan dinamis. Tolak ukur pemberian remisi tidak didasarkan pada latar belakang pelanggaran hukumnya, akan tetapi didasarkan pada perilaku mereka selama menjalani pidana," ungkap Olly Dondokambey.

Untuk diketahui, remisi dapat dipandang sebagai sebuah instrumen yang penting dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan, yaitu dalam kerangka untuk memberikan stimulus bagi narapidana agar selalu berkelakuan baik.

Dalam tataran yang demikian dapat dikatakan bahwa remisi merupakan alat untuk memodifikasi perilaku narapidana. Karena, jika mereka tidak mempunyai perilaku baik maka hak remisi tidak akan diberikan.

Agenda penyerahan remisi turut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sulut Pondang Tambunan, Kalapas II A Manado, Sulistyo Wibowo dan seluruh warga binaan permasyarakatan.

(hm/alfa jobel)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close