INDIMANADO.COM,
BOLSEL - Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Provinsi Sulawesi Utara
kembali dihantam bencana banjir bandang diakibatkan hujan lebat yang mengguyur
seluruh wilayah Kabupaten Bolsel sejak Jumat 31 Juli 2020, pukul 18.45 Wita.
Akibatnya,
air sungai dibeberapa wilayah meluap, yakni Sungai Bolangaso, Toluaya, Salongo,
Nunuka, Mongolidia, Milangodaa dan beberapa sungai lainnya. Hingga Pada pukul
21.05 air sungai mulai meluap dan masuk kepemukiman warga masyarakat didua
Wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Bolaang Uki dan Helumo.
Sedangkan
di Kecamatan Tomini, akibat intensitas hujan tinggi yang terjadi terus menerus
hingga puncaknya pada dini hari, Sabtu 1 Agustus 2020 pukul 05.15 terjadi
Banjir
Bandang yang menerjang pemukiman penduduk di tiga Desa yakni Desa Pakuku Jaya, Desa
Milangodaa Utara serta Desa Milangodaa Barat.
Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolsel, Daanan Mokodompit
mengatakan hujan masih terus mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Bolsel, bahkan
beberapa wilayah banjirnya belum suru serta sisa material banjir bandang berupa
air lumpur masih menggenangi rumah penduduk.
"Masyarakat
telah mengungsi ke Balai Desa dan sebagian ke rumah penduduk lainnya yang tidak
terdampak banjir bandang," ujar Kepala BPBD Bolsel Daanan Mokodompit,
Minggu (2/8/2020).
Menurut
Daanan, Belum terlapor dari petugas dilapangan untuk korban jiwa, karena
petugas serta relawan masih terus
mendata kondisi yang ada, sementara Akses jalan ke lokasi masih terputus oleh
jembatan yang tidak bisa dilalui di Desa Sinandakan dan Jembatan Salongo.
Akibat
Bencana Banjir yang melanda dua wilayah tersebut serta banjir bandang di
wilayah kecamatan Tomini mengakibatkan kerugian material, yang sangat parah
berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh Tim Pos Komando Tanggap Darurat
Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Bolsel.
"29
rumah hanyut terbawa arus air dan 64 rumah rusak berat. Jembatan Sinandaka di
Desa Sinandaka Kecamatan Helumo, yang merupakan salah satu akses penghubung
Kabupaten Bolsel dan Provinsi Gorontalo terputus akibat gerusan arus air
sungai," jelas Daanan Mokodompit.
Selain
merendam pemukiman masyarakat, fasilitas pelayanan publik juga ikut terendam,
seperti Sekolah, Kantor dan Balai Desa, Kantor Instansi Pemerintah, serta
fasilitas umum seperti Pasar tradisional, Tempat Pelelangan Ikan, Lapangan Olah
Raga, Serta Fasilitas Umum lainnya.
(*/Subhan)