![]() |
Pertamina Gelar FGD Tentang Pentingnya Energi Baik untuk Lingkungan yang Sehat (Foto : Bhansu) |
INDIMANADO.COM, Manado - Kualitas udara di Sulawesi Utara (Sulut) masih dalam kategori baik, Indeks Kualitas Udara di Sulut berada dikisaran 92. Hal itu tentunya harus dipertahankan dengan cara menjaga pemicu terjadinya pencemaran udara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulut Marly E Gumalag pada talkshow yang bertema “Energi baik untuk lingkungan yang sehat” yang dilaksanakan oleh Pertamina Regional Sulawesi, Rabu (10/2/2021).
"Ada pemicu terjadinya pencemaran udara, salah satunya adalah sumber bergerak yang berasal dari kendaraan bermotor, kalau kita bisa menggunakan bahan bakar yang lebih baik, tentu kita bisa mengendalikan," kata Marly.
Hal itu tentunya menjadi tantangan dalam rangka pengendalian pencemaran. Untuk itu dia berharap kiranya ada tambahan alat pemantau kualitas udara. Di Sulut sendiri ada tiga alat pemantauan kualitas udara, yakni
Air Quality Monitoring System (AQMS), Passive Sampler, dan GENT Sampler.
AQMS adalah alat untuk mengetahui zat pencemar udara dan bisa memberikan gambaran zat pencemar di udara secara realtime dalam rangka penetapan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
"Alat ini stasiunnya hanya ada satu di Manado sedangkan display outdoor hanya satu, yang berada di depan kantor walikota Manado, dan dua display indoor, masing-masing berada di Kantor DLH Sulut dan Manado," tuturnya
Sedangkan Alat Passive Sampler merupakan salah satu metode sederhana yang digunakan untuk pengukuran kualitas udara ambien dengan menggunakan parameter ukur SO2 dan NO2. Alat ini tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Sulut dengan jumlah Empat buah per Kabupaten/Kota. Masing-masing alat berfungsi untuk memantau lokasi perkantoran, pemukiman, transportasi dan industri.
"Pemantauan dilakukan dua kali dalam setahun, sekali pemantauan lamanya dua minggu, setelah dua minggu alat itu dibuka dan dikirim ke jakarta untuk hasil labotatoriumnya," ujarnya
Terakhir ada GENT Sampler yaitu alat untuk mendapatkan partikuler udara dengan ukuran PM10 dan PM20 yang nanti melalui analisis laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya logam berat di udara ambien. Pelaksanaan pemantauan dilakukan sekali seminggu.
"Kita berharap ada tambahan alat AQMS. Alat itu di Sulut hanya ada satu, itu pun sumbangan kementerian juga. Kita berharap kita bisa mendapatkan lagi bantuan alat seperti itu yang bisa diletakkan dibeberapa tempat sehingga kita bisa mengetahui emisi di daerah padat," tuturnya
Selain itu publikasi juga sangat penting berupa penambahan display outdoor agar masyarakat juga bisa tahu dan bisa merasa bertanggung jawab terhadap pencemaran udara di Sulut.
"Kita berharap dukungan masyarakat terkait pengendalian pencemaran udara. Yang paling mudah adalah menanam pohon," pungkasnya.
Selain Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulut Marly E Gumalag, Pertamina juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Sulut Debbie Kalalo, Sales Branch Manager Sulutgo Sandi Sarianto serta Komunitas Toyota Agya Club Adi Putra Mokoginta
(ss)