Olly-Steven Cari Solusi Menurunnya Ekspor Ikan ke Jepang Olly-Steven Cari Solusi Menurunnya Ekspor Ikan ke Jepang - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Olly-Steven Cari Solusi Menurunnya Ekspor Ikan ke Jepang

30 June 2021 | 21:45 WIB Last Updated 2021-06-30T13:46:57Z
Gubernur Olly Dondokambey saat memimpin rapat evaluasi.


MANADO - Penurunan ekspor ikan ke Jepang menjadi tantangan baru Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Terlebih hasil tangkapan nelayan di Sulut berkurang, sehingga Jepang sendiri memilih alternatif ikan lokal.

Upaya memenuhi kebutuhan ekspor ikan ini, Selasa (29/6/2021), Gubernur Olly Dondokambey melakukan rapat evaluasi di Hotel Luwansa Manado, dalam rangka mencari solusi peningkatan volume ekspor tersebut.

Rapat ini dihadiri perwakilan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, pelaku perikanan, instansi terkait dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen.

Bahkan pada kesempatan tersebut, Gubernur Olly menghubungi Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono.

“Ini lihat (percakapan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI,” ujar Gubernur Olly sambil menunjukan percakapan WhatsApp dengan menteri.

Dari percakapannya tertulis bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan RI siap datang ke Sulut untuk membahas masalah ekspor perikanan.

“Dia bilang (menteri) akan ke Manado. Nanti kita diskusikan,” terang gubernur.

Bagian dari upaya untuk mendorong ekspor perikanan, Gubernur Olly juga akan melakukan langkah-langkah cepat.

“Kapal-kapal yang mangkrak akan kita operasionalkan kembali. Kami juga akan kerja sama Pemprov Sulut dengan Pemprov Maluku. Ini dilakukan supaya ikan tanbah banyak, ekspor tambah banyak,” katanya.

Bahkan, Pemprov Sulut berjanji membantu subsidi dalam hal ekspor.

“Kalau kurang kapasitas kita sibsidi biaya angkutan,” terangnya.

Menurunnya ekspor ikan ini juga diakui Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw. Menurutnya, ekspor ikan ke Jepang dari kaca mata semua belum optimal.

“Mestinya jauh dari kapasitas yang sekarang. Dari satu sisi kita bersyukur karena secara de facto kita sudah jadi hub, karena tuna dari daerah lain sudah lewat sini (Sulut). Kita jadi pemain utamanya,” ungkapnya.

Kandouw menuturkan, apa yang menjadi kendala harus dicarikan solusi.

“Karena mungkin teknologi. Kita juga dapat kendala di quality control, sehingga tuna kita tidak memenuhi syarat untuk dibawah ke Jepang karena masalah tadi, quality control, cool box nya, menjaga kesegarannya masih salah,” terangnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tienneke Adam mengakui keadaan hasil tangkapan nelayan di Sulut berkurang.

“Buyer kurang permintaan ke Indonesia. Biasanya (volume) 2 ton kini kurang 200 kg. Tapi kami tetap jalin hubungan, tetap jalan,” ungkapnya.

Bahkan beberapa hari lalu, kata Adam, tidak ada ekspor ikan Tuna ke Jepang. Berkurangnya permintaan ekspor tersebut, membuat Pemprov Sulut berusaha mencari buyer di kota lain selain Nagita yang ada di Jepang.

“Kami akan perluas jaringan, tingkatkan buyer. Misalkan di Narita sedikit, kita coba ke Ohio, Yokohama dan kota-kota lainnya,” katanya.

(alfa jobel)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close