Dubes Jerman Dialog Bersama FKUB Sulut, Apa Saja yang Dibahas? Dubes Jerman Dialog Bersama FKUB Sulut, Apa Saja yang Dibahas? - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dubes Jerman Dialog Bersama FKUB Sulut, Apa Saja yang Dibahas?

28 January 2022 | 00:49 WIB Last Updated 2022-01-27T16:49:42Z
Tokoh agama di Sulut bersama Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel, Kamis (27/1/2022). Foto istimewa


MANADO, (indimanado.com) - Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel berdialog dengan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara (Sulut) yang diselenggarakan di Lucky Cafe and Restaurant Manado, Kamis (27/1/22).

Napam hadir dalam dialog itu masing-masing pimpinan dari MUI, NU, Muhammadiyah, Keuskupan, KGPM, Pimpinan Buddha, Pimpinan Konghucu dan Hindu serta Asisten I Pemprov Sulut Denny Mangala dan Kadis PTSP Sulut Franky Manumpil.

Ketua FKUB Sulut, Pendeta Lucky Rumopa mengungkapkan, ada yang menarik dalam kunjungan kerjanya (Duta Besar) ke Sulut, karena Duta Besar Jerman ini sangat meng-apresiasi soal kerukunan yang tercipta, terbina dan terpelihara di Sulut ini.

“Kerukunan ini dinilai oleh Kedutaan Jerman merupakan potensi secara nasional dan memberi warning kepada dunia tentang arti kerukunan, apalagi dia kaget ada slogan 'Torang Samua Ciptaan Tuhan dan Torang Samua Basudara' yang diterima oleh kalangan lapisan masyarakat agama yang ada,” ujar Pdt Lucky.

Pdt Lucky mengatakan, kedatangan Duta Besar negara federal Jerman Ina Lepel ini adalah Jadwal kunjungan resmi untuk bertemu dengan Pengurus FKUB Sulut.

“Ini merupakan agenda kedutaan, dijadikan agenda karena ada isu-isu global yang juga ditangkap oleh duta besar,” ujarnya.

Dalam dialog tadi, kata Pdt Lucky, Indonesia dikenal sangat demokrasi dengan tingkat kerukunan nampak di mata Eropa sangat baik. Parameter itu adalah hajatan-hajatan kerukunan termasuk Pekan Kerukunan Internasional dan Kongres Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama ke-6 dan beberapa iven-iven, termasuk juga akan ada pertemuan para perempuan nasional antar agama.

“Nantinya kita memerlukan peranan wanita untuk menjadi motor dalam keluarga untuk membicarakan kerukunan. Karena pendidikan utama yang ada di pendidikan informal adalah keluarga, oleh sebab itu kita butuh dialog-dialog kerukunan antar umat beragama," ujarnya.

Namun, jauh lebih menarik, tambah Pdt Lucky, dimana Dubes juga membuka hubungan kerjasama dengan FKUB di bidang pendidikan.

“Jadi akan ada pertukaran-pertukaran masyarakat untuk studi di Jerman, jadi anak-anak kita bisa disekolahkan di Jerman. Tentunya pembicaraan kerjasama ini akan saya teruskan kepada Bapak Gubernur Sulut Olly Dondokambey, karena hasil pertemuan ini sangat luar biasa,” pungkasnya. (*/alfa jobel)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close