Pemkot Bitung Gelar Adat Tulude Tahun 2023 di Pulau Lembeh Pemkot Bitung Gelar Adat Tulude Tahun 2023 di Pulau Lembeh - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pemkot Bitung Gelar Adat Tulude Tahun 2023 di Pulau Lembeh

6 February 2023 | 08:24 WIB Last Updated 2023-03-01T09:45:07Z
Kedatangan Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri MM dan Wakil Walikota Bitung Hengky Honandar di lokasi Tulude. Foto Ridho L Tobing/indimanado.com

BITUNG, (Indimanado.com) - Pemerintah Kota Bitung Tahun 2023 ini mengelar Upacara Adat Tulude di Papusungan Boulevard, Kelurahan Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan, Pulau Lembeh, Kota Bitung, Sabtu (4/2/2023).

Upacara Adat Tulude ini merupakan hajatan upacara sakral warisan dari leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro), sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Mawu Ruata Ghenggona Langi (Tuhan yang Mahakuasa) atas berkat-Nya pada umat manusia selama setahun lalu dan siap menerima tahun yang baru, yang biasanya dilaksanakan setiap tanggal 31 Januari setiap tahunnya.


Acara ini diawali dengan iring-iringan kue adat Tamo, yang dibawa dari tempat proses pembuatanya di Kelurahan Budaya Gunung Woka, oleh para pemangku adat, menuju ke Bangsal Upacara Adat Tulude.
Setiba Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri MM dan Hengky Honandar, Wakil Walikota Bitung di lokasi, yang diberi gelar 'I Amang Bataha Lahansang Malintoi', beserta istri digelari 'Wawu Boki', langsung dijemput dan disambut oleh para pemangku adat Sangihe Kota Bitung dengan mengenakan Papoporong (penutup kepala) serta bawandang (selendang) dan diantar dari gerbang menuju ke panggung utama. Kemudian, diiringi tarian Salo (perang) dan Gunde, kue adat Tamo di arak memasuki pentas utama pagelaran adat Tulude ini.


Setelah semua perlengkapan pagelaran adat Tulude ini lengkap, Ketua Panitia  Eugenie Nonarine Mantiri SPd MAP menyampaikan laporan perencanaan dan pelaksanaan Tulude Kota Bitung tahun 2023 ini.

Selanjutnya, pagelaran sakral adat pun dimulai dengan Kakumbaede (pernyataan alunan pujian dan harapan) dan di ikuti dengan Menahulending Banua (doa pengakuan, penyerahan serta permohonan) dan Sasalamate (ungkapan hikmat yang mengandung keselamatan).
Ritual nyanyian, doa dan harapan itu di tutup dengan pemotongan kue adat Tamo, oleh Nona Afnisilya Salauhiang yang diterima oleh Rita A.L Mantiri-Tangkudung dan potongan kedua oleh Rafles Masoara SE diterima oleh Ellen Honandar-Sondakh.


Acara inti yang sakral ini, akhirnya di balut dengan doa berbahasa Sangihe yang di bawakan oleh Pendeta Dirk Kaitang STh, mewakili agama Kristen dan Imam Alfian Wangka SE mewakili agama Islam.

Pagelaran adat Tulude Kota Bitung ini juga mendapat apresiasi dan ucapan selamat dari Gubernur Sulut, Olly Dondokambey. 


"Saya juga memberikan apresiasi dan  menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Bitung yang terus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal, sebagai salah satu unsur integritas dan identitas daerah Provinsi Sulawesi Utara," kata dalam isi sambutan Gubernur Olly yang dibacakan oleh Fransiskus Manumpil, Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Sulut.


"Dengan pelaksanaan acara ini, kiranya akan memotivasi masyarakat Kota Bitung, sebagai bagian dari masyarakat Sulawesi Utara, untuk dapat terus menjunjung tinggi kehidupan yang rukun dan damai. Senantiasa menjunjung tinggi semangat bersama dalam bingkai kesadaran bahwa, 'Torang Samua Basudara,' harap Gubernur Olly.

Menurut Gubernur Olly, esensi dari gelar adat Tulude yang kaya akan nilai-nilai religius, persaudaraan dan motivasi, maka menjadi sukacitaan masyarakat Kota Bitung, tetap solid dalam turut melestarikan kebudayaan ini sebagai aset daerah dan sumber daya pembangunan.


"Karena itu, acara gelar adat Tulude ini sepatutnya dimaknai dan di sukseskan bersama, dengan menjadikan setiap rangkaiannya, sebagai kesempatan untuk membulatkan tekad dan komitmen dalam sinergitas langkah, namun tetap tidak mengabaikan makna filosopis dasarnya, yang adalah media ungkapan syukur kepada TUHAN, atas segala berkat, kasih, anugerah dan karunia yang telah diberikan selama satu tahun, sekaligus memanjakan doa dan memohon kepada TUHAN, untuk tetap menyertai,menuntun dan memberkati perjalanan kita semua dalam menyusuri hari-hari ke depan," kata Gubernur.


Gubernur juga mengingatkan masyarakat untuk bisa mengenal perkembangan zaman. Perkebangan zaman menghadapkan semua terhadap berbagai peluang dan tantangan. Untuk itu, orang nomor satu Sulut ini mengajak semua untuk semakin responsif dan adaptif, antisipatif, terutama terhadap berbagai akses negatif perkembangan zaman. "Disamping itu, kita terus berupaya menjadi pelopor nomor satu, menjadi kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat. Bijak dalam menyikapi berbagai isu yang dapat memecahkan kesatuan dan turut serta menghormati menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika."


Selanjutnya, Gubernur juga mengajak segenap komponen pembangunan dan masyarakat Kota Bitung, untuk terus mendukung program kegiatan pemerintah daerah di tahun 2023, mengingat pembangunan Provinsi Sulawesi Utara diarahkan pada upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan daya saing daerah serta infrastruktur yang berkualitas dan berwawasan lingkungan, melaui prioritas-prioritas pembangunan, antara lain, percepatan penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, peningkatan daya saing daur ulang daerah, pembangunan infrastruktur dan konektifitas yang berkualitas dan pembangunan kepariwisataan.


"Marilah kita tetap jaga sinergitas sebagaimana terjalin selama ini. Mari sama-sama dukung dan sukseskan agenda-agenda pemerintah yang diselenggarakan di Bumi Nyiur Melambai. Mari kita topang pembangunan di daerah, demi terwujudnya Sulawesi Utara maju sejahtera," pungkas Gubernur Olly.

Acara Tulude ini juga diisi dengan pesta rakyat (Saliwangu Banua)/santap bersama serta atraksi kesenian tari-tarian seperti tari gunde, tari salo, tari ampa water, serta nyanyian oleh grup-grup masamper yang diperlombakan, sehingga pagelaran ini terlihat sangat artistik dan penuh nuansa budaya yang kental. Belum lagi acara ini dibawakan dalam 3 Bahasa, yaitu Bahasa Sangir, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sehingga atmosfirnya lokal cita rasa internasional. Dalam acara ini didengungkan kalimat-kalimat Mutiara/bijak dalam bahasa Sangir, seperti, "Somahe kai kehage, pantuhu makasalentiho (Gemar akan tantangan, mengikuti arus tapi tidak hanyut),
Sansiote sampate-pate (Bersatu padu senantiasa hingga akhir hayat) Mekaraki pato tumondo mapia, boleng balang sengkahindo (Jika ingin perahu melaju dengan baik, kayuhlah dayung seirama),
pakatiti tuhema, pakanandu mangena
(Cermat dalam menganalisa, cerdas dalam berpikir)," sehingga hadirin bisa membawa oleh-oleh pesan dan motivasi untuk direnungkan.


Suksenya acara ini juga tidak lepas dari 5 ormas besar IKSSAT, BAMUKIST, NUSTAR, IKISST, dan MUKAT, serta masyarakat 8 Kecamatan se-Kota Bitung yang turut berpartisipasi bahu membahu mempersiapkan gelar adat tersebut.

Turut hadir sebagai undangan kehormatan, Bupati Kepulauan Sitaro, Eva Sasingen, Wakil Bupati Sitaro John Palandung, juga dihadiri oleh Aldo Nova Ratungalo, Pimpinan dan anggota DPRD Kota Bitung, Anggota Forkopimda Kota Bitung, Ir. Ign Rudy Theno ST MT, Sekretaris Kota Bitung dan jajaran, AKBP Alam Kusuma S. Irawan, SH SIK MH, Ketua Pengadilan Negeri/Perikanan Bitung, Rahmat Sanjaya SH MH, Danyonmarhanlan VIII Bitung, Mayor Marinir, Aditya Indarto SE, MTr Opsa.
(Ido Tobing/Advetorial)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close