Mengenal Kehidupan Masyarakat Lokal Sulawesi Utara dan Kegiatan Sehari-hari Mereka Mengenal Kehidupan Masyarakat Lokal Sulawesi Utara dan Kegiatan Sehari-hari Mereka - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mengenal Kehidupan Masyarakat Lokal Sulawesi Utara dan Kegiatan Sehari-hari Mereka

17 July 2023 | 23:11 WIB Last Updated 2023-07-18T07:34:09Z
Kegiatan Mapalus. Foto istimewa

Indimanado.com - Sulawesi Utara, dengan kekayaan alamnya yang memukau, juga memiliki kehidupan masyarakat lokal yang unik dan menarik. Mengenal kehidupan sehari-hari dan kegiatan masyarakat lokal di daerah ini adalah cara yang baik untuk memahami budaya dan kehidupan sosial mereka yang kaya.

Masyarakat Sulawesi Utara, terutama di daerah pedesaan, masih mempertahankan tradisi dan adat-istiadat mereka. Suku-suku seperti Minahasa, Bolaang Mongondow, Sangir, dan Talaud adalah sebagian dari kelompok etnis yang mendiami daerah ini. Kehidupan masyarakat lokal dipenuhi dengan nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan menjaga keharmonisan antara manusia dan alam.

Salah satu kegiatan utama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lokal adalah pertanian. Daerah Sulawesi Utara memiliki lahan yang subur, dan masyarakat lokal terlibat dalam penanaman padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan. Anda dapat melihat mereka bekerja di sawah dan ladang dengan cermat dan penuh semangat. Pekerjaan di bidang pertanian ini merupakan warisan turun-temurun yang dijaga dan dihormati oleh generasi-generasi sebelumnya.

Selain itu, Kelapa, Cengki dan Pala masih menjadi andalan, sementara untuk ekspor Sulawesi Utara tujuh komoditas ini masih menjadi andalan, antara lain porang, stevia, krisan, serat abaka, vanili, air kelapa, dan sabut Kelapa.

Selain pertanian, sebagian masyarakat lokal juga bekerja di sektor perikanan dan kelautan. Pantai-pantai yang indah di Sulawesi Utara menyediakan sumber daya alam yang melimpah, seperti ikan,  udang, dan kerang. Masyarakat lokal terlibat dalam kegiatan menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan mengelola tambak. Kegiatan ini tidak hanya memberikan penghidupan bagi mereka, tetapi juga mencerminkan ketergantungan mereka pada alam dan keberlanjutan sumber daya laut.
Masyarakat Sulawesi Utara juga banyak bergantung pada sektor peternakan, seperti peternakan Sapi, Babi, Kambing, Ayam petelur dan Ayam daging.

Sektor-sektor ini memberi dampak pada ekonomi daerah. Data Badan Pusat Statistik terbaru, 17 Juli 2023, menunjukan perkembangan Ekspor Nonmigas Sulawesi Utara Mencapai US$ 81,13 Juta pada Juni 2023. Komoditas yang menjadi andalan ekspor nonmigas tersebut didominasi oleh lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), dengan nilai ekspor mencapai US$ 51,12 juta atau sekitar 63,01 persen dari total ekspor.

Data neraca perdagangan Sulawesi Utara untuk bulan Juni 2023 juga mengungkapkan surplus yang signifikan, mencapai US$ 72,54 juta. Kinerja ekspor nonmigas yang kuat menjadi faktor utama dalam pencapaian surplus ini, dengan kontribusi dari komoditas lemak dan minyak hewani/nabati yang menjadi primadona di pasar internasional.

Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati Sulawesi Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan menonjol, memperkuat posisi provinsi ini sebagai pemain utama dalam sektor ekspor nonmigas di Indonesia. Dengan kontribusi yang signifikan dari komoditas ini, Sulawesi Utara telah berhasil mencapai surplus perdagangan yang menguntungkan dan berdampak positif pada perekonomian regional.

Seni dan kerajinan tangan juga merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Sulawesi Utara. Suku-suku seperti Minahasa terkenal dengan industri kerajinan kayu mereka. Anda dapat melihat pengrajin lokal mengukir berbagai karya seni yang indah, seperti patung, perhiasan, dan barang-barang rumah tangga dari kayu.
Dari kebudayaan masyarakat lokal juga menghasilkan kerajinan tangan anyaman bambu dan kain tenun bentenan. Kerajinan-kerajinan tangan ini merupakan cara untuk mempertahankan warisan budaya dan menghargai keterampilan tradisional yang diperoleh dari nenek moyang mereka.

Masyarakat lokal Sulawesi Utara juga sangat terikat dengan agama. Mayoritas penduduk di daerah ini adalah pemeluk agama Kristen, dan gereja-gereja memiliki peran yang penting dalam kehidupan sosial dan kegiatan masyarakat. Anda dapat melihat orang-orang pergi ke gereja pada hari Minggu untuk menghadiri ibadah/misa dan melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan dan sosial yang diadakan oleh gereja.

Jumlah penduduk di Sulawesi Utara mencapai 2.659.543 jiwa hingga tahun 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau 1,67 juta jiwa (62,98%) beragama Kristen.

Sebanyak 843,68 ribu (31,77%) penduduk Sulawesi Utara memeluk agama Islam. Ada pula 117,71 ribu (4,43%) penduduk di provinsi tersebut yang beragama Katolik. Kemudian, sebanyak 15,84 ribu (0,6%) penduduk Sulawesi Utara beragama Hindu. Sebanyak 3,88 ribu (0,15%) penduduk Sulawesi Utara memeluk agama Buddha.

Penduduk Sulawesi Utaara yang beragama Konghucu sebanyak 1,66 ribu jiwa (0,06%).

Merayakan tradisi juga merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat lokal. Tradisi seperti Pengucapan Syukur.

Pengucapan Syukur merupakan perpaduan Ritual Tradisional dan Religi Kristen dalam Merayakan Keberhasilan Panen di Masyarakat Minahasa. Tradisi dan memiliki makna mendalam bagi masyarakat Minahasa.

Pengucapan Syukur di Minahasa merupakan momen yang sangat dinantikan dan diikuti oleh seluruh masyarakat setempat. Tradisi ini menjadi momen penting dalam menjaga dan memperkenalkan kebudayaan tradisional Sulawesi Utara kepada generasi muda dan juga kepada para wisatawan.

Salah satu ciri khas yang menarik perhatian adalah keberadaan makanan tradisional "Nasi Jaha" yang dimasak dalam bambu dan "Dodol" yang menjadi makanan wajib yang harus hadir di tempat perayaan atau dijadikan oleh-oleh bagi para tamu. Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan panen, tetapi juga menjadi momen kebersamaan masyarakat dan interaksi dengan kerabat serta orang-orang terdekat.

Tradisi lain yang menonjol adalah Mapalus, sebuah perayaan budaya yang memainkan peran penting dalam melestarikan keterampilan lokal dan memperkuat solidaritas masyarakat.

Mapalus merupakan istilah dalam bahasa Minahasa yang berarti "kerja bakti bersama." Tradisi ini melibatkan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat atau komunitas untuk bergotong royong dan bekerja bersama dalam kegiatan yang bermanfaat. Mapalus dilakukan dalam berbagai konteks, seperti pembangunan rumah adat, perbaikan infrastruktur desa dan berbagai kegiatan lain.

Pada intinya, interaksi dengan masyarakat lokal adalah cara terbaik untuk memahami dan menghargai kehidupan sehari-hari mereka. Ketika mengunjungi desa-desa atau komunitas di Sulawesi Utara, jangan ragu untuk berbicara dengan penduduk setempat, mempelajari tradisi mereka, dan memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan mereka. Masyarakat Sulawesi Utara sangat ramah dan terbuka, dan mereka akan dengan senang hati berbagi cerita dan pengalaman mereka.

Kehidupan masyarakat lokal Sulawesi Utara adalah gambaran kebersamaan, nilai-nilai tradisional yang kuat, dan keterhubungan yang erat dengan alam sekitar mereka. Dengan mengenal kegiatan sehari-hari mereka, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan warisan yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Utara. Jadi, dalam perjalanan Anda ke daerah ini, luangkan waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal dan memperoleh pengalaman yang tak terlupakan. (Alfa Jobel)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close