SIEJ Sulut Diskusi dengan BKSDA Terkait Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar SIEJ Sulut Diskusi dengan BKSDA Terkait Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

SIEJ Sulut Diskusi dengan BKSDA Terkait Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar

11 August 2023 | 20:47 WIB Last Updated 2023-08-11T12:49:16Z
(Dari kanan ke kiri) Koordinator SIEJ Sulut, Finda Muhtar, Kepala BKSDA Sulut, Askhari Daeng Masiki, Anggota SIEJ Sulut, Irzal. Foto Alfa J. Liando/indimanado.com

Manado, Indimanado.com - The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulawesi Utara (Sulut) kembali menggelar diskusi yang kali ini melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut. Diskusi tersebut berlangsung pada Jumat, 11 Agustus 2023 siang di Balai Kantor BKSDA Jalan Tololiu Supit Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea. Tema yang diangkat adalah "Pengawasan dan Pengendalian Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di Wilayah Sulawesi Utara".

Pentingnya keberadaan tumbuhan dan satwa liar dalam ekosistem bumi menjadi fokus utama diskusi tersebut. Tumbuhan dan satwa liar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam serta memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan.

Namun, kelestarian flora dan fauna, terutama satwa liar, terancam akibat perburuan dan perdagangan ilegal.

Foto Alfa J. Liando/indimanado.com

Di Sulut, menurut Kepala BKSDA Sulut Askhari Daeng Masiki, rantai perdagangan dan konsumsi satwa liar di cukup tinggi.

"Rantai perdagangan dan komsumsi satwa liar di sulut cukup tinggi," kata Masiki.

Bahkan yang mengejutkan, pasokan satwa liar di Sulawesi Utara datang dari luar daerah.

Dari beberapa operasi, BKSDA Sulut mendapati pengiriman daging satwa liar dari berbagai daerah, seperti Sulawesi Tengah dan Kendari Sulawesi Tenggara, diantaranya, babi hutan, kelelawar, tikus hutan, ular phyton, dan biawak.

Hasil operasi pada 19-23 Desember 2021 berjumlah tercatat 10.650 Kg, dan patroli pada 7-11 September 2022 dengan jumlah 3,728 Kg daging babirusa, macaca hecki, tikus hutan, ular phyton, dan biawak, sementara patroli 20-24 September 2022 hasil yang diperoleh berjumlah 4.525 Kg dan patroli 2-5 April 2023 berjumlah 3,999 Kg.

Empat tahun terakhir, BKSDA Sulut juga berhasil mengamankan beberapa jenis satwa liar yang dilindungi, termasuk mengembalikan satwa liar yang diselundupkan dari luar daerah.

Pada tahun 2020 mengembalikan 41ekor satwa liar asal Maluku, mengembalikan (repatriasi) 91 ekor satwa hasil selundupan dari Filipina, dan mengembalikan 2 ekor orangutan ke Kalimantan Timur serta ditahun yang sama juga melepaskan 2 kelompok yaki berjumlah 23 ekor ke salah satu kawasan kami di Sulawesi Utara.

Meskipun demikian, Masiki mengakui adanya kendala dalam perlindungan dan pengawasan terhadap TSL, seperti keterbatasan sumber daya dan koordinasi lintas sektor. Sementara kawasan konservasi mereka berjumalah 13. "Delapan kawasan konservasi di Sulut dan 5 kawasan di Gorontalo. Menurut Masiki perlu perhatian dan keterlibatan masyarakat."

Olehnya, ia memintah media, jurnalis terlebih khusus SIEJ Simpul Sulawesi Utara untuk membantu BKSDA dalam mensosialisasikan hal ini.

Foto Alfa J. Liando/indimanado.com

"Persoalan ini hanya bisa ditekan dengan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara, Koordinator SIEJ Simpul Sulut, Finda Muhtar, menegaskan pentingnya media massa dalam menyadarkan publik akan perlunya konservasi keanekaragaman hayati. Meski media lebih banyak memberi ruang kepada berita ekonomi dan politik, SIEJ terus berupaya meningkatkan kapasitas jurnalis dalam meliput isu lingkungan.

"Peningkatan pemahaman di kalangan jurnalis lingkungan, diharapkan bisa berkembang menghasilkan sebuah produk berita yang mengedukasi masyarakat agar melakukan konservasi keanekaragaman hayati, khususnya kelestarian tumbuhan dan kesejahteraan satwa," ujar Pemimpin Redaksi Beritamanado ini.

Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) berkomitmen untuk mendorong liputan lingkungan yang kritis dan berpihak pada kebenaran. Dengan jaringan anggota di seluruh provinsi, SIEJ memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas liputan lingkungan serta mengembangkan jurnalisme advokasi lingkungan.

"Melalui diskusi ini, diharapkan pemahaman dan kesadaran terhadap perlindungan tumbuhan dan satwa liar semakin berkembang dan menginspirasi perubahan positif dalam pelestarian alam," tutupnya. (Alfa Jobel)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close