Dalam amanatnya, Gubernur Yulius menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momentum untuk merenungkan kembali pengorbanan para pahlawan bangsa. Ia mengajak seluruh masyarakat Sulut untuk menjaga persatuan dan mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata, menjaga persaudaraan, dan terus melangkah menuju Sulawesi Utara yang lebih maju dan sejahtera,” ujar Gubernur Yulius.
Upacara berjalan penuh khidmat, ditandai dengan pengibaran Sang Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sulut. Ribuan peserta yang hadir tampak larut dalam suasana, mulai dari jajaran Forkopimda, ASN, pelajar, pemuda, hingga masyarakat umum.
Turut hadir Ketua TP-PKK Sulut, Anik Yulius Selvanus, Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay, serta tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.
Selepas upacara, suasana berubah meriah dengan parade dan atraksi budaya yang menampilkan keragaman Nusantara. Pertunjukan ini menjadi simbol nyata semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sekaligus menggambarkan semangat persatuan dalam keberagaman yang terus terjaga di Sulut.
Peringatan HUT ke-80 RI di Sulut pun tak hanya menjadi ajang mengenang jasa pahlawan, tetapi juga momentum memperkuat komitmen bersama membangun daerah demi Indonesia Maju. (Ajl)