Perdana, 500 Orang Penari Meriahkan Indonesia Menari 2025 di Manado Perdana, 500 Orang Penari Meriahkan Indonesia Menari 2025 di Manado - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Perdana, 500 Orang Penari Meriahkan Indonesia Menari 2025 di Manado

13 October 2025 | 09:09 WIB Last Updated 2025-10-13T01:09:47Z

 


MANADO, Indimanado.com - Gelaran Indonesia Menari 2025, yang diselenggarakan Indonesia Kaya untuk pertama kalinya di Kota Manado, mendapat respon positif dari para pencinta seni tari tradisional nusantara dari berbagai daerah di seputaran wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Gorontalo. 


Diikuti oleh sekitar 500 orang penari, tarian-tarian khas budaya nusantara yang menampilkan koreografi khusus karya Bathara Saverigadi Dewandoro, yang dikemas dalam konsep yang modern dan menyenangkan dan dipadu dengan sentuhan-sentuhan modern dalam irama, gerak, dan kostum, telah berhasil menarik perhatian publik dan para pengunjung Manado Town Square, Kota Manado, Minggu (12/10/2025). 


Dengan hashtag #menaridimall, 500 orang penari di Manado hari ini telah menjadi bagian dari gerakan menari bersama di mall persembahan Indonesia Kaya, yang diikuti secara serentak oleh 8000 peserta yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya di Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang,Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang. 


Koreografi para peserta yang terdiri dari kelompok tari beranggotakan minimal lima orang dan maksimal tujuh orang yang bisa diikuti oleh siapapun tanpa batasan usia dan latar belakang tersebut, diiringi medley 8 lagu daerah yang diaransemen modern oleh Alffy Rev, yaitu Sinanggar Tulo, Sumatera Utara; Kicir-Kicir, DKI Jakarta; Cing Cangkeling, Jawa Barat; Anging Mamiri,

Sulawesi Selatan; Rek Ayo Rek, Jawa Timur; Indung-Indung, Kalimantan Timur; Si Patokaan, Sulawesi Utara; dan Rasa Sayange, Maluku, menciptakan harmoni unik antara tradisi dan musik kontemporer.


Sesuai format di semua kota, seluruh peserta akan menari secara serentak sebanyak dua putaran tepat pada pukul 13.00 WIB. Setelah tarian serentak, para juri lapangan akan memilih kelompok terbaik di masing-masing zona untuk maju sebagai finalis, dimana mereka akan menampilkan

kembali tarian tersebut di panggung utama. 


Pemenang akan ditentukan oleh para juri utama, yaitu perwakilan Indonesia Kaya dan para pelaku seni yang selama ini menghidupkan panggung tari Indonesia. Para juri menilai dari kekompakan, kreativitas pola lantai dan komposisi koreografi, serta semangat kolektif para peserta.


Spesial, untuk Kota Manado, Sang Maestro Tari Indonesia, Didik Nini Thowok, didaulat Indonesia Kaya untuk menjadi Juri Utama pada ajang yang wadah apresiasi tari Nusantara tersebut.


Sanggar Gendang Gamalama dari Kota Ternate berhasil keluar sebagai Juara 1, diikuti Sanggar Pajongge Dancer dari Kota Gorontalo, sebagai Juara kedua, sementara Juara Ketiga diraih Sanggar Seni Sengghigilang dari Kota Manado. 


Didik Nini Thowok mengapresiasi antusias para pecinta tari yang ikut dalam ajang kompetisi tari yang baru pertama kali diadakan di Kota Manado, sehingga untuk menentukan Sang Juara, dirinya mengaku sampai harus berdebat argumentasi dengan para juri lainnya. 


"Karena ini suatu kompetisi, jadi harus memilih  yang terbaik dari yang terbaik. Itu pekerjaan yang tidak mudah. Eyang cuma berpesan untuk adik-adik yang belum menang saat ini jangan kecewa, kalian harus semangat berkarya, berjuang terus, pasti nanti akan jadi hebat, mungkin melebih eyang Didik. 



Sang Maestro mengatakan bahwa kesuksesan seorang penari tidak hanya diukur dari kemenangan di ajang kompetisi. 


"Eyang tidak pernah ikut lomba sama sekali. Jadi kesuksesan seorang seniman penari, bukan ukurannya lomba. Kalau (karena) lomba bisa sukses, hebat, tapi tidak boleh sombong, akan cepat jatuh," ujarnya. 


Menurut Didik, event seperti ini sangat penting untuk secara rutin digelar untuk terus mengugugah kesadaran para generasi muda untuk mencintai budaya sebagai jati diri bangsa Indonesia. 


"Ini sebenarnya acara Indonesia Menari yang ke-10, hal ini sangat penting sekali, supaya generasi muda itu sadar tentang pentingnya kita mencintai budaya sendiri," kata Eyang Didik. 


"Kita belajar budaya dari luar boleh, tapi jangan sampai lupa akar budayanya Indonesia. Jadi tradisi-tradisi yang ada itu pertahankan dan dikembangkan, dimodernisasi supaya tetap berkembang dan tetap digemari oleh generasi-genarasi muda," tandasnya.


Pernyataan tersebut diungkapkan Eyang Didik bukannya tanpa alasan, sebagaimana yang diungkapkan Program Manager Indonesia Kaya, Billy Gamaliel, bahwa total pendaftar untuk kegiatan kolosal menari di mall ini sempat membludak hingga mencapai puluhan ribu orang. 


"Secara keseluruhan, total pendaftar mencapai 35.000 orang yang didominasi rentang usia 25 - 35 tahun sebanyak 42%. Secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam komposisi demografi

pendaftar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan yang paling menonjol adalah pada jumlah total pendaftar dan rentang usia yang semakin melebar, yakni dari 5 hingga 70 tahun.

Peningkatan jumlah pendaftar ini dipengaruhi oleh pertambahan jumlah kota penyelenggara dari tahun ke tahun dan karena sudah banyak yang menantikan kembalinya diadakan kegiatan Indonesia

Menari ini,” terang Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya.



“Melalui #MenaridiMall, kita bukan hanya menampilkan tarian, tetapi merayakan keberagaman dengan bergerak bersama. Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang, sekaligus menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah menunjukkan semangat, kreativitas, dan kecintaan mereka terhadap budaya Indonesia. Semoga Indonesia Menari

terus menjadi inspirasi bagi generasi masa kini dan mendatang untuk melestarikan warisan Nusantara,” kunci Billy. (Riidho L Tobing)

Ads Ads Ads
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close