Kadis PUPR Tepis Penganiayaan Kontraktor, Dia Diseret Pol PP Kadis PUPR Tepis Penganiayaan Kontraktor, Dia Diseret Pol PP - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kadis PUPR Tepis Penganiayaan Kontraktor, Dia Diseret Pol PP

16 February 2019 | 01:52 WIB Last Updated 2020-01-26T19:34:55Z
Ilustrasi. Gambar Istimewa


INDIMANADO.COM, MANADO - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Manado, Royke Mamahit menampik penganiayaan kepada Alfonsus Sutedja, kontraktor yang melaporkannya ke Polresta Manado.

Pada Jumpa Pers di Swissbell Hotel Maleosan Manado, Jumat (15/2/2019) sore, Mamahit mengatakan tidak ada penganiayaan yang dilakukannya. Apalagi sampai harus melayangkan pukulan sebanyak 3 kali.

“Itu tidak benar. Yang terjadi saat itu adalah dia (Alfonsus) hanya diseret oleh dua orang anggota Satpol PP karena sudah membuat keributan,” kilahnya.

Dia kemudian membeberkan alasan dinas tidak membayar tagihan pekerjaan proyek yang dilaksanakan oleh Alfonsus. Salah satunya adalah pekerjaan Rehabilitasi Talud di belakang gudang buku, Jalan Sea, Kelurahan Malalayang Satu Kecamatan Malalayang, Oktober 2018 tahun lalu.

Dikatakannya, pekerjaan talud tersebut sempat ambruk. Proyek itu kemudian dianggap tidak beres dan tidak sesuai kontrak karena bagian atas pondasi lebih besar dari dasar pondasi. “Karena itu dia harus kembali melakukan perbaikan,” tandas Mamahit.

Alasan lain yang diungkapkan Mamahit adalah pencairan proyek mengalami kendala karena berkas milik Alfonsus yang tidak lengkap. Dia pun tidak mau menandatangani berkas itu.

“Jika dicairkan, imbasnya ke saya. Karena itu, proyek tersebut dihitung sebagai hutang dan nanti akan dibayarkan pada akhir 2019 sambil dilengkapi berkasnya,” tuturnya.

Keputusan itu, ternyata tidak diterima oleh Alfonsus dan membuatnya sering menghubungi agar tagihannya dibayar. “Kamis kemarin diadatang lagi dan buat keributan sambil memaki-maki saya, karena itu saya suruh 2 anggota Satpol PP yang berjaga untuk membawanya keluar dari gedung,” tandas Mamahit.
  
Lanjut Mamahit, Alfonsus kemudian berontak tidak mau keluar ruangan. Karena tubuhnya yang besar, akhirnya Alfonsus berhasil dikeluarkan dengan cara diseret.

“Jadi tidak ada penganiayaan kepadanya. Saksinya banyak yang melihat,” pungkas Mamahit.

(4CH4)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close