INDIMANADO.COM,
MANADO - Sulut United sempat berada di zona degradasi pada paruh musim Liga 2
2019. Tapi 3 kemenangan beruntun dan sekali seri di 4 laga terakhir membuat tim
yang bermarkas di Stadion Klabat Manado menjadi tim “Kuda Hitam”.
Mengalami 3
kekalahan beruntun pada tur Kalimantan melawan Mitra Kukar, Persiba Balikpapan
dan Martapura FC, membuat Sulut United sempat terseok di peringkat 10 dari 11
tim di wilayah timur yang merupakan zona degradasi dengan poin 16.
Sulut United
kemudian berhasil mencuri poin saat melawat ke Stadion Cendrawasih, Biak Numfor,
Papua. Herrie Lontoh dkk berhasil menahan imbang PSBS Biak dengan skor 0-0.
Ricky
Nelson, arsitek yang menggantikan Herry Kiswanto di setengah musim, berperan
penting pada kebangkitan Sulut United. Sekembali dari Biak, tim berjersey biru
langit berhasil menggebuk Persis Solo 1-0 di Stadion Klabat Manado.
Namun ujian
sebenarnya bagi Herrie Lontoh dkk saat melakoni 2 partai tandang di pulau Jawa
melawan PSIM Jogjakarta dan Persik Kediri. Di Stadion Mandala Krida, Sulut
United menekuk PSIM dengan skor 0-2, sedangkan di Stadion Brawijaya, giliran
Persik Kediri dibungkam dengan skor 1-2.
10 poin yang
diraih membuat Sulut United mengumpulkan 26 poin dengan masih menyisakan 1
pertandingan di kandang melawan Persewar Waropen. Namun, meski dianggap tim
“kuda hitam” dan masih mempunyai peluang lolos ke 8 besar, Sulut United juga
masih rawan terdegradasi, karena persaingan di wilayah timur yang sangat ketat.
(Asrar)