Kelompok Binaan Pertamina Yang Beranggotakan Disabilitas Raih Omzet Jutaan Dari Kerajinan Batok Kelapa Kelompok Binaan Pertamina Yang Beranggotakan Disabilitas Raih Omzet Jutaan Dari Kerajinan Batok Kelapa - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kelompok Binaan Pertamina Yang Beranggotakan Disabilitas Raih Omzet Jutaan Dari Kerajinan Batok Kelapa

31 August 2020 | 23:53 WIB Last Updated 2020-08-31T15:53:16Z



INDIMANADO.COM - Keterbatasan tidak menjadi halangan bagi Ahmadi seorang Guru Bahasa Inggris dari Desa Senga, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Bersama enam orang temannya sesama penyandang disabilitas, guru yang peduli terhadap lingkungan sekitar ini menjadi motor penggerak disabilitas yang ada di kampungnya. 


Awalnya Pak Madi, sapaan akrabnya merasa kasihan melihat keadaan disabilitas yang sering dikucilkan, bahkan mendapat cibiran masyarakat. 


Kemudian bersama Firman, Comdev Officer Pertamina Fuel Terminal (FT) Palopo, Pak Madi melakukan pendekatan kepada mereka dan keluarganya untuk ikut pelatihan kerajinan dan beberapa kegiatan terkait yang diinisiasi Pertamina.  


Pendekatan yang dilakukan dibantu juga oleh perangkat desa untuk menghilangkan rasa trauma atas cibiran masyarakat yang membuat mereka merasa minder dan tidak percaya diri.


Dia ingat betul, pada awal 2019 ketika Pertamina hadir memberikan bantuan pelatihan membuat kerajinan dari batok kelapa, Dia sampai harus menjemput keenam orang temannya itu dirumah masing-masing.


"Pada masa itu, saya sampai harus menjemput mereka satu per satu ke tempat pelatihan, sekarang mereka dengan sendirinya berangkat ke studio produksi,” tutur Pak Madi, Senin (31/8/2020)


Produk kerajinan yang dibuat berasal dari limbah batok kelapa dan bambu yang disulap menjadi beraneka ragam kerajinan bernilai ekonomi, mulai dari asbak, mangkok, dan lain sebagainya. 


Berkat pelatihan baik pemasaran maupun pengolahan produk, hanya dalam 2 tahun saja produk mereka bisa menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Eropa, menghasilkan omzet hingga Rp17 juta per bulan. 


Hal ini juga tak lepas dari kemampuan Pak Madi untuk membuka jejaring melalui rekan-rekannya yang dahulu berkunjung ke Luwu sebagai turis.


Tahun 2020, Pertamina melanjutkan pembinaannya berupa bantuan rumah produk, legalisasi kelompok dan standarisasi produk. Alat produksi yang diberikan dimodifikasi sedemikian rupa menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan para disabilitas ini.


Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII PT Pertamina (Persero), Laode S Mursali, mengatakan bahwa Pertamina memiliki cita-cita mewujudkan Desa Senga sebagai Desa Ramah Disabilitas pada tahun 2023. 


"Pertamina, melakukan social mapping di sekitar wilayah operasinya, dengan harapan turut menyelesaikan permasalahan sosial dan menyasar kaum rentan sebagai target Program CSR nya." jelas Laode. 


Kini, Desa Senga bisa berbangga karena memiliki penyandang disabilitas yang produktif dan produk unggulan sesuai visi pemerintah One Village One Product (OVOP).


(Ss)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close