Jambore Jurnalistik Lingkungan SIEJ Simpul Sulut 'Perkuat Literasi Selamatkan Bumi' Jambore Jurnalistik Lingkungan SIEJ Simpul Sulut 'Perkuat Literasi Selamatkan Bumi' - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Jambore Jurnalistik Lingkungan SIEJ Simpul Sulut 'Perkuat Literasi Selamatkan Bumi'

1 December 2021 | 14:27 WIB Last Updated 2023-12-01T14:37:35Z


TONDADO, (indimanado.com) - The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulut tuntas menggelar Jambore Jurnalistik Lingkungan pada, Jumat - Minggu (26-28/11/2021), bertempat di Ketama Adventure Park, Desa Touliang Oki, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Kegiatan yang mengambil tema “Perkuat Literasi Selamatkan Bumi” ini dibuka secara langsung oleh Ketua Umum SIEJ Rochimawati dan ditutup oleh Koordinator SIEJ Simpul Sulut Findamorina Muhtar.

Jambore diikuti sedikitnya 50 peserta mulai dari jurnalis anggota SIEJ Simpul Sulut yang juga tergabung dalam tim kerja, jurnalis pemula dan perwakilan organisasi dan kelompok peduli lingkungan.

Ketua Umum SIEJ Rochimawati mengapresiasi SIEJ Simpul Sulut yang berani melaksanakan kegiatan offline skala besar, di tengah pandemi COVID-19.

Ochi, sapaan akrab redaktur Viva.co.id ini mengatakan, dengan aktifnya SIEJ Simpul Sulut bisa mendorong SIEJ Simpul yang lain untuk giat menggelar program kerja.

Dia berharap, programnya tidak hanya top down, tapi keaktifan teman simpul yang membuat kegiatan.

“Kami mendorong untuk kegiatan-kegiatan terkait isu lingkungan di daerah,” ujarnya.

Ochi menambahkan, saat ini SIEJ mempunyai 200 anggota di Indonesia.

Dia mengatakan, yang menjadi anggota harus yang peduli lingkungan.

“Target kita, bagaimana SIEJ  mengedukasi kepada publik terkait dengan isu climate change, atau perubahan lingkungan. Tetap dengan menggunakan bahasa yang lebih dipahami,” katanya.

Dia berharap, jurnalis dan komunitas lingkungan bisa mengambil peran dalam mengkampanyekan isi perubahan iklim.

Selama tiga hari dalam jambore, seluruh peserta menerima beragam materi diantaranya Kondisi Lingkungan di Sulawesi Utara oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Daerah Sulut, Barthe Karouw dan aktivis lingkungan, Jull Takaliuang.

Kemudian ada materi endemik dan masalah yang dihadapi yang dibawakanYayasan Peduli YAKI, Yunita Siwi dan Ririn, juga Yayasan Tasikoki oleh Billy Gustafianto Lolowang serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) oleh Fachriany Hasan dan Rispa Yeusy Anjeliza.

Tak lupa ada materi terkait tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan kepedulian terhadap lingkungan dari perwakilan PT Cargil Indonesia di Amurang, Marthen Sorongan serta  Dukungan Stakholder Bagi Lingkungan Hidup di Sulut yang dibawakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut diwakili Kasubid Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Danny Repi juga pihak Polda Sulut diwakili Kabag OPS Polres Minahasa, AKP Alfrets Tatuwo.

Pada hari ketiga, peserta disuguhkan dengan materi Jurnalistik Dasar dan Kode Etik oleh Ahli Pers sekaligus Jurnalis Liputan6.com, Yosep Ikanubun, materi Fotografi dari fotografer Sulut Denny Taroreh juga videografi, oleh pimpinan media Sulawesion.com Supardi Bado.

Koordinator SIEJ Simpul Sulut Findamorina Muhtar, pada penutupan kegiatan berharap agar  pemahaman peserta terkait isu lingkungan khususnya di Sulawesi Utara semakin bertambah.

Bagi pers kampus dan komunitas pegiat lingkungan, diharapkan dari kegiatan ini akan bermunculan jurnalis-jurnalis muda yang peka dan mau menulis soal lingkungan hidup di media mereka masing-masing.

"Dari tempat ini, kita mempromosikan topik-topik lingkungan hidup yang berkualitas dan layak diketahui publik. Kami berharap dengan demikian, maka partisipasi publik dalam memantau persoalan lingkungan hidup juga ikut terbangun," ujar Pemimpin Redaksi BeritaManado.com ini.

Pada penutupan jambore, SIEJ Simpul Sulut telah mendeklarasikan  kehadiran komunitas Jurnalis Peduli Sumber Daya Air (JP-SDA).

Noufriadi ‘Adi’ Sururama dan Rafsan Damapolii terpilih sebagai ketua dan sekretaris komunitas ini.

“Kami akan berdedikasi pada pelestarian sumber daya air lewat jalan literasi, sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat,” ucap Adi dan Rafsan bersama Koordinator SIEJ Simpul Sulut, Findamorina Muhtar, di hadapan puluhan peserta Jambore Jurnalistik Lingkungan.

“Kami berada pada kerja-kerja bersama masyarakat dan semua pihak untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan pencemaran,” ujar ketiganya lagi, membacakan deklarasi pembentukan JP-SDA.

Komunitas JP-SDA sendiri adalah organ yang dipayungi SIEJ Simpul Sulut.

Sebagaimana point dalam deklarasi tersebut, JP-SDA bergerak lewat jalan literasi untuk memberikan pemahaman kepada siapa saja tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air di Sulawesi Utara.

“Karena memang ini menjadi tugas kami sebagai jurnalis, advokasi dilakukan lewat pemberitaan sesuai profesi dan pekerjaan sehari-hari, tapi tentu konsern kami lebih mengerucut pada kondisi lingkungan yang harus dijaga,” jelas Finda.

Komunitas itu berisi seluruh member SIEJ Simpul Sulut.

Namun menurut Adi, tak menutup peluang kegiatan atau kerjanya nanti melibatkan berbagai unsur yang mau berpartisipasi menjaga kelestarian air lewat literasi.

“Action-nya adalah edukasi, jadi kita membagikan semangat pelestarian sumber daya air lewat tulisan berita dan mengajak para pegiat sungai, pegiat lingkungan, pencinta alam bahkan siapa saja yang merasa terpanggil untuk belajar bersama,” cetus dia.

Denny Taroreh selaku penggagas komunitas ini, menyambut gembira idenya langsung direalisasikan oleh SIEJ Simpul Sulut.

Dentar, sapaan akrab pegiat ‘kuala’ ini, menyatakan JP-SDA bisa menjadi salah satu opsi dalam penuntasan masalah kerusakan sumber daya air.

“Salah satu kelemahan banyak pegiat lingkungan di Sulut saat hari ini adalah persoalan bernarasi baik secara terbuka maupun di media sosial, padahal ini penting sebagai ajakan agar masyarakat menunjukkan kepeduliannya, juga di era seperti sekarang narasi penting untuk mengubah mindset dan mengendalikan opini publik pada persoalan lingkungan,” jelas Dentar.

Kehadiran JP-SDA telah melengkapi proses mengawal kelestarian sumber daya air lewat jalan literasi.

Edukasi dari gerakan ini menjadi penting, karena memang menjadi kebutuhan sesuai perkembangan teknologi digital yang penggunaannya masif di kalangan masyarakat.

Di akhir kegiatan, panitia memilih dia peserta terbaik selama kegiatan, yaitu Fardy Fransisco dari komunitas Northsula dan Safril Abarang dari HMI MPO.

Tak lupa, dilakukan penanaman pohon untuk memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November. (Alfa Jobel)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close