Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Kandou Gelar Penyuluhan Gangguan Pendengaran Kongenital Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Kandou Gelar Penyuluhan Gangguan Pendengaran Kongenital - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Kandou Gelar Penyuluhan Gangguan Pendengaran Kongenital

18 March 2022 | 18:11 WIB Last Updated 2022-03-18T10:11:40Z
Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Kandou Gelar Penyuluhan Tentang Gangguan Pendengaran Kongenita. (foto istimewa)

MANADO, (indimanado.com) - Upaya dari Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran Rumah Sakit Kandou Manado yang dipimpin dr. Sekplin Sekeon, Sp.S, MPH dalam melakukan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) kepada masyarakat yang ada dirumah sakit pasien, keluarga pasein, dan pengunjung rumah sakit Instalasi Promkes terus melakukan kegiatan edukasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya, guna menggugah kesadaran dan minat untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.

Seperti dalam kegiatan edukasi kesehatan dengan judul “Gangguan Pendengaran Kongenital” yang digelar oleh Instalasi Promkes bekerjasama dengan KSM Bagian THT-KL Jumat, 18 Maret 2022 diruang tunggu pasien Poliklinik Bedah, dalam rangka hari pendengaran sedunia yang diperingati setiap tanggal 3 Maret oleh seluruh Negara didunia. dr. Agustien Yuliet Tamus, Sp.THT-KL bersama Tim KSM/Bagian THT-KL yang jadi pemateri menjelaskan bahwa gangguan pendengaran kongenital adalah gangguan pendengaran yang terjadi sebelum persalinan atau pada saat persalinan yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau non-genetik.

Secara klinis gangguan tersebut dapat berupa gangguan pada daun telinga, liang telinga atau adanya kelainan pada telinga tengah.


Menurut Dr Yuliet, hal ini bisa terjadi karena faktor nutrisi, infeksi atau karena obat-obatan tertentu. Gangguan pendengaran kongenital ini dapat dideteksi oleh orang tua dengan memperhatikan gejala dan tanda tertentu.

"Misalnya pada usia 12 bulan si bayi belum dapat mengoceh atau meniru bunyi. Pada usia 18 bulan, belum dapat menyebutkan satu kata yang mempunyai arti. Pada usia 24 bulan, perbendaharaan kata belum mencapai 10 kata, atau pada usia 30 bulan belum dapat merangkai dua kata," kata Yuliet seraya menambahkan, Gangguan pendengaran kongenital ini dapat dideteksi secara sederhana tapi juga dapat dilakukan dengan alat canggih di RS Kandou yakni Ottoacustic Emission (OAE) dan Automatic Audiometry Brainstem Response (AABR).

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Instalasi Promkes dan Pemasaran RS Kandou, Dr Sekplin Sekeon, Sp.S, MPH, sangat mengapresiasi ilmu yang dibagikan dan berharap agar pasien, keluarga atau pengunjung RS Kandou mendapatkan manfaat, terutama dalam mendeteksi gangguan pendengaran kongenital pada anak selain itu juga materi yang disampaikan menarik perhatian dari pasien, keluarga, dan pengunjung sehingga waktu tanya jawab langsung dimanfaatkan dengan berkonsultasi dengan dokter.

Semua pertanyaan langsung dijawab. Dipenghujung kegiatan edukasi Kepala Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran Rumah Sakit Kandou dr. Sekplin Sekeon, Sp.S,MPH mewakili manajemen menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan edukasi tersebut. sembari memberikan motivasi kepada semua agar tetap memperhatikan protokol kesehatan dan terus berprilaku hidup bersih dan sehat agar kita terhindar dari virus dan kuman. (Dwi)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close