Gubernur Khofifah Ziarah ke Makam Imam Bonjol dan Kyai Modjo di Minahasa Gubernur Khofifah Ziarah ke Makam Imam Bonjol dan Kyai Modjo di Minahasa - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Gubernur Khofifah Ziarah ke Makam Imam Bonjol dan Kyai Modjo di Minahasa

25 August 2022 | 20:44 WIB Last Updated 2022-08-25T13:16:07Z
Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa saat berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (25/8/2022). Foto istimewa

MINAHASA, (indimanado.com) - Dalam kunjungan ke Sulut, Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa menyempatkan diri berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta Pineleng, dan makam Kiai Muslim Muhammad Halifah (Kyai Modjo) di Tondano, Kamis (25/8/2022).

Dalam ziarah, Gubernur Khofifah turut disertai beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan pimpinan BUMD Provinsi Jatim.

Ziarah ini khusus dilakukan di sela kunjungan kerja Gubernur Khofifah dalam rangka Misi Dagang Jatim dengan Sulawesi Utara. Tak hanya itu, ziarah ke makam pahlawan nasional juga sekaligus dilakukan untuk menguatkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

Sebagaimana diketahui, Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat. Tuanku Imam Bonjol di zaman kolonial Belanda diasingkan di Lotta, Minahasa saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan tanah air.

“Kita sengaja menyempatkan diri ziarah ke makam pahlawan nasional. Kemarin kita baru saja merayakan HUT RI yang ke 77. Tentu dengan ziarah ini kita berharap bisa memaknai perjuangan para pahlawan nasional dalam meraih kemerdekaan,” tuturnya.

Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa saat berziarah ke makamKiai Muslim Muhammad Halifah (Kyai Modjo) di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (25/8/2022). Foto istimewa

Sama halnya dengan Tuanku Imam Bonjol, Kyai Modjo merupakan sosok Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang sebelumnya diasingkan di Tondano, Minahasa, di zaman kolonial yang kemudian dipindahkan di Makasar.

Kyai Modjo datang bersama 63 orang pengikutnya yang kemudian mereka bercocok tanam dan menjadi pengrajin, mulai kayu hingga penjahit.

Tidak sampai disitu, ke-63 pengikutnya pun kemudian memperistri warga sekitar aliran sungai Tondano. Setahun usai kedatangan Kyai Mojo dan pengikutnya, istri Kyai Mojo didatangkan dari Jawa.

Setelah bertahun-tahun menetap di pengasingan dan membentuk kebudayaan di Tondano, muncullah sebuah desa yang dinamai Jawa Tondano (Jaton). Dimana kebanyakan asal mereka yang bersuku Jawa tepatnya berasal dari Jawa Tengah.

Usai ziarah Gubernur Khofifah mengatakan bahwa sikap toleransi dan moderasi harus dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kebhinekaan negeri inilah yang membuat bangsa Indonesia kaya. “Inilah yang harus kita jadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Toleransi dan moderasi menjadi hal yang sangat penting,” ucapnya

Kepada Juru Kunci Makam Kyai Modjo Hari Parbo, Khofifah menitipkan pesan agar adanya penanda yang paten bahwa di tempat ini ada Pahlawan Nasional.

“Di depan sudah ada plakat penanda. Tapi di dalam belum tertera. Alangkah baiknya jika bisa diberi tanda bendera merah putih yang terbuat dari plakat besi juga. Sehingga lebih tahan lama,” ungkap Khofifah.

Khofifah kemudian juga memberikan pesan bahwa makam istri Kyai Modjo yang ada diluar pagar makam Kyai Modjo sebaiknya dijadikan satu.

Namun kendala ditemui sebab saat ini makam tersebut telah menjadi cagar budaya milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. “Mungkin bisa bersurat ya ke Kementerian. Sehingga bisa satu area pagar dengan Kyai Modjo serta diberi penanda nama agar dapat dikenali bagi peziarah kapanpun,” ucapnya. (*/ajl)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close