Wakil Gubernur Steven Kandouw Studi Penanganan Bencana dan Pengelolaan Sampah di Jepang Wakil Gubernur Steven Kandouw Studi Penanganan Bencana dan Pengelolaan Sampah di Jepang - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Wakil Gubernur Steven Kandouw Studi Penanganan Bencana dan Pengelolaan Sampah di Jepang

8 July 2023 | 12:29 WIB Last Updated 2023-07-08T04:41:44Z
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Drs Steven OE Kandouw bersama IDEA Consultan INC dan Tim JICA (Japan International Coorperation Agency) di Jepang.

Tokyo, Indimanado.com - Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw, beserta sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Sulut, telah melakukan kunjungan studi ke Jepang pada tanggal 7 Juli 2023. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mempelajari manajemen lingkungan dan penanganan bencana alam yang telah terkenal efektif di Jepang.

Sulut, seperti Jepang, berada di kawasan "ring of fire" yang rentan terhadap bencana alam seperti erupsi gunung, gempa bumi, dan tsunami. Oleh karena itu, pemimpin Sulut ingin memperoleh wawasan yang berharga tentang bagaimana Jepang mampu menghadapi dan menangani bencana dengan cepat dan efisien.

Kunjungan Wagub Kandouw dan rombongan Pemprov Sulut disambut oleh IDEA Consultan INC dan Tim JICA (Japan International Coorperation Agency) di Jepang. Hadir dalam pertemuan tersebut adalah tokoh-tokoh terkemuka seperti Matsasugu Komiya, Wakil Presiden IDEA, Satoru Morishita, Wakil Presiden Eksekutif Institut Ekologi Lingkungan, Noritoshi Maehara, General Manager Divisi Proyek Luar Negeri, dan Sun Uchiyama, Peneliti Departemen Konsultasi Global.

Dalam pertemuan ini, Satoru Morishita menjelaskan kepada rombongan Sulut tentang hasil kajian mengenai dampak bencana dan ancaman iklim di dunia, termasuk di Indonesia dan Sulut. Dia juga memperlihatkan video yang menggambarkan bencana banjir dan tanah longsor yang baru-baru ini melanda Kota Manado, serta ancaman dari gunung berapi di Sulut.

Satoru Morishita juga membahas manajemen penanganan bencana yang telah terbukti sukses di Jepang, termasuk rencana pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Wagub Kandouw mengapresiasi upaya Jepang dalam mengelola penanganan bencana dan lingkungan hidup, dan menyampaikan penghargaan penuh kepada IDEA dan JICA atas dukungan mereka.

Kandouw optimis bahwa dengan bantuan IDEA dan JICA, Sulut dapat meningkatkan efektivitas penanganan bencana banjir, longsor, dan bencana alam lainnya. Dia mengambil contoh pengalaman sukses Jepang dalam menangani bencana alam, yang dapat menjadi inspirasi bagi Sulut dalam menghadapi tantangan serupa.

Selain itu, rombongan Sulut juga belajar dari pengalaman Jepang dalam pengelolaan sampah. Mereka mengunjungi Suginami incineration plant, fasilitas pengelolaan limbah sampah yang terkenal di Jepang. Takanobu Kaneko, Deputi Pengembangan Bisnis Lingkungan dari Suginami incineration plant, menjelaskan kepada Wagub Kandouw tentang awal pembangunan tempat pengelolaan sampah ini dan bagaimana penolakan awal dari warga berhasil diubah menjadi dukungan yang luas.

Wagub Kandouw mengapresiasi Suginami incineration plant dan berharap Pemerintah Provinsi Sulut dapat bekerja sama dengan mereka untuk mengadopsi praktik pengelolaan sampah yang serupa. Dia melihat potensi untuk mengintegrasikan sistem pembuangan dan pengelolaan sampah di tiga kota utama Sulut (Manado, Tomohon, Bitung) dan dua kabupaten (Minahasa Utara dan Minahasa).

Kandouw juga mendorong kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah. Dia berharap budaya bersih dan anti-sampah dapat ditanamkan sejak usia dini di sekolah-sekolah, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan tertata dengan baik, sebagaimana terlihat di Jepang.

Kunjungan studi ini memberikan Wagub Kandouw dan rombongan Sulut pemahaman yang lebih mendalam tentang penanganan bencana dan pengelolaan sampah yang efektif dari Jepang. Mereka berharap dapat menerapkan pengajaran penting ini di Sulut untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. (Alfa Jobel)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close