Ajakan dan motivasi ini disampaikan Walikota Maurits Mantiri saat melepas ekspor 11,2 ton Ikan Kayu (dried smoked fish) yang berbahan baku Ikan Cakalang ke Jepang, Senin (29/2/2023).
Pelepasan Ekspor ikan kayu dengan nilai 12.331.400 Yen atau 1,4 Miliar Rupiah ini, ditandai dengan pemasangan segel pada kontainer (peti kemas) oleh Walikota Bitung di KSU Bahari Jaya, Kelurahan Sagerat Weru Satu, Kecamatan Matuari.
Pada kesempatan itu, Walikota menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Bitung sangat mendukung pelaksanaan ekspor ini, "Kami mendorong mereka untuk berani melakukan ekspor, karena ini menjadi harapan kami, ada UMKM Kota Bitung yang bisa ekspor produk mereka," tutur Mantiri.
Walikota juga mengungkapkan, kalau ekspor ini bisa terselenggara karena bentuk dari kolaborasi.
"Ini bentuk dari kerja malendong (kolaborasi) dari Forkopimda, SKPD dan juga masyarakat Bitung, karena kita harus punya tujuan yang sama, dan ini adalah perintah bapak Presiden, kami sebagai kepala daerah harus melaksanakannya. Kerja dengan detail dan jangan hanya berkata-kata dan kurang eksekusi dan itu selalu diingatkan bapak Presiden," ungkap Mantiri.
Selaras dengan ungkapan Walikota, kerja 'malendong' (kolaborasi/bersama-sama), diketahui bahwa ekspor ikan kayu ini adalah hasil sinergitas antara KSU Bahari Jaya, KK Redjeki Abadi JPKP, CV. SIJ-Tanjung Merah, dan PT. Arta Samudera Pasifik.
Seperti yang di ungkapkan Andre (CV. SIJ-Tanjung Merah) dan Ko Aso (PT. Arta Samudera Pasifik) yang didampingi 2 perwakilan badan usaha lainnya, saat ditemui Indi Manado di lokasi, menjelaskan bahwa CV. SIJ-Tanjung Merah bertindak sebagai penyuplai ikan Cakalang yang didapat dari para nelayan. Sedangkan, KSU Bahari Jaya, adalah produsen yang mengolah Ikan Cakalang untuk dikeringkan dengan serangkaian proses hingga menjadi produk ikan kayu layak ekspor. Dan kemudian, PT. Arta Samudera Pasifik, bertindak sebagai trader ( Pedagang ekspor).
Pada kesempatan itu juga, Andre menyampaikan apresiasi atas kehadiran Walikota Bitung, yang turut serta melepas keberangkatan ekspor ikan kayu ini.
"Prospek ekspor ikan kayu ini bisa berjalan karena kolaborasi sinergitas dari empat komponen badan usaha yang bersinergitas. Ini proyek rame-rame, seperti slogan Walikota Bitung, kerja malendong," ucapnya.
Andre dan rekan juga menyampaikan harapan mereka terkait keberlangsungan proyek ini.
"Targetnya kan sebulan 2 kali, cuma dari koperasi kan masih pengembangan-pengembangan, makanya perlu dari pemerintah di suport lagi di koperasi, dan masih terkendala di pemenuhan bahan bakunya, karena penerimaan dari nelayan kan harus di beli," terangnya.
(Ido Tobing/Advetorial)