Steven Kandouw Hadiri Pembukaan Rakernas KONI 2022 di Jakarta Steven Kandouw Hadiri Pembukaan Rakernas KONI 2022 di Jakarta - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Steven Kandouw Hadiri Pembukaan Rakernas KONI 2022 di Jakarta

12 September 2022 | 15:01 WIB Last Updated 2022-09-13T08:14:21Z

Wakil Gubernur Sulut Drs Steven O E Kandouw didampingi Kepala Dinas Pemuda Dan Olahragara Sulawesi Utara Marsel Sendoh di Rakornas KONI Tahun 2022, di Jakarata, Senin (12/9/2022).



JAKARTA, (indimanado.com) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw yang juga selaku Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulut mengikuti pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI tahun 2022 di di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2022).

 

Rakernas dan Musornaslub KONI 2022 dengan mengusung tema "Bersatu Menuju Prestasi Global', dibuka secara resmi oleh Menpora Zainudin Amali.

 

Pada kesempatan itu, Menpora Zainudin Amali mengingatkan soal mutasi atlet. Hal ini diungkapkan Menpora mengingat Pekan Olahraga Nasional (PON) akan diselenggarakan dua tahun lagi dan untuk kali pertama akan diselenggarakan di dua provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).

 

"Ini pengalaman pertama bagi kita melaksanakan multievent nasional di dua provinsi. Tentu tak akan mudah," kata Amali.

 

Lanjut Menpora, pelaksanaan PON diharapkan ada peningkatan prestasi sekaligus peningkatan pelayanan pihak penyelenggara selaku tuan rumah ivent nasioanal 4 tahunan ini.

 

"PON itu empat tahun sekali, saya harap ada peningkatan dari sisi prestasi maupun pelayanan tuan rumah. Untuk itu, persiapan tuan rumah jadi penting dan khusus untuk Aceh dan Sumut yang sudah ditetapkan, saya imbau untuk melaksanakan dengan sarana dan prasarana yang ada," tegasnya.

 

"Demikian untuk tuan rumah PON 2028, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kami senang jika ada daerah yang mengajukan diri menjadi tuan rumah. Tapi menjadi tuan rumah tak hanya kemauan saja, perlu juga kemampuan daerah, dan yang paling penting adalah pembinaan," sambungnya.

 

Ia kembali menegaskan, hindari melakukan hal-hal tidak sehat dalam mencapai prestasi di pelaksanaan PON, pembinaan menjadi faktor penting untuk menjadi juara umum.

 

"Kita kan sudah punya target besar, yakni tingkat global. Maka pembinaan itu sangat mutlak. Tidak akan kita mendapat prestasi jika tidak membina. Nah, ada kecendrungan pada PON sebelumnya, terutama yang menjadi tuan rumah berambisi menang mendapatkan medali sebanyak-banyaknya," ungkapnya.

 

"Saya kira jika itu dihasilkan dari pembinaan, kami tidak ada masalah. Tapi kalau itu dihasilkan dengan cara mengambil atlet yang sudah dibina daerah lain, dan akhirnya untuk kepentingan jangka pendek, meraih medali sebanyak-banyak itu tidak fair dan tidak sehat untuk pembinaan kita," lanjutnya.

 

Hal ini menjadi perhatian Kemenpora, Zainudin Amali menitipkan pesan penting ini kepada Keua Umum KONI Pusat.

 

"Jadi kalau mau banyak medalinya, ya harus membina. Makanya saya pesan ini jauh hari. Ini masih ada dua tahun, saya titip kepada Ketuam KONI Pusat untuk memperketat itu. Mungkin masih ada tapi tidak sesemarak sebelum-sebelumnya," imbaunya.

 

Diakhir sambutan, Amali berpesan, pembinaan atlet didaerah harus secara struktur dan untuk jangka panjang.

 

"Ya, atlet yang dibina berapa, itu yang ditargetkan, tak perlu berambisi. Jadi daerah harus membina, karena pembinaan daerah akan berdampak secara keseluruhan. Saya kira pembinaan kita harus dilakukan secara struktur, berkelanjutan, dan jangka panjang," kuncinya.

 

Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman mengatakan aturan mutasi atlet itu idealnya dilakukan dua tahun sebelum pelaksanaan PON.

 

"Jadi dua tahun sebelum pelaksanaan PON, si atlet harus sudah pasti membela daerah mana," kata Marciano.

 

"Tetapi sesuai dengan anjuran dan penekanan Bapak Menpora tadi, kita berupaya, mari kita lihat hasil pembinaan dari KONI-KONI Provinsi itu terhadap atletnya. Jangan setiap daerah secara instan mengambil atlet dari mereka yang sudah membina dengan kerja keras hanya untuk sekadar menambah medalinya, apalagi menjadi juara umum," lanjutnya.

 

Marciano menerangkan bahwa dengan tema bersatu menuju prestasi global yang merupakan jabaran dari bersama mencetak juara merupakan implementasi dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dikeluarkan oleh Pak Menteri sebagai kebijakan pemerinta mengajak semua pihak untuk mencetak juara dari bawah.

 

"Jangan cuma di atas lalu diambil. Kita tak akan pernah maju. Peringkat Indonesia di Olimpiade tak akan bisa memenuhi harapan DBON, di mana 2032 harus peringkat ke-10 dan 2044 kita harus di peringkat kelima, kalau kita masih comot sana sini atletnya. Bina atlet itu sesuai keunggulan sesuai daerah masing-masing," tutup Ketua Umum Marciano Norman. (*/ajl)

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close